PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Tiga pelaku sindikat perdagangan anak di bawah umur di lokalisasi wilayah Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, diamankan Tim Buser Satreskrim Polres Pasuruan.
Mirisnya, satu dari tiga orang tersangka tersebut adalah wanita remaja di bawah umur, berinisial D (17 tahun), warga Mojokerto.
Baca Juga: Polres Pasuruan Tegaskan Tak Ada Izin Aktivitas Sound Horeg Dalam Kampanye Paslon 01 dan 02
Sementara dua tersangka lain adalah wanita pemilik wisma sekaligus mucikari berinisial SA (23), serta laki-laki penjaga wisma berinisial KS (21). Keduanya warga Kelurahan Prigen Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Para pelaku menjual dua korban, masing-masing berinisial AR dan NA, keduanya berusia 13 tahun warga Mojokerto. Mereka dipekerjakan sebagai PSK di salah satu Vila Gang Sono Kecamatan Prigen.
Kapolres Pasuruan AKBP Bayu Pratama Gubunagi saat memimpin rilis pers mengatakan, ketiga tersangka mempunyai peran yang berbeda.
Baca Juga: Pawai Sound Horeg 2 Paslon di Kabupaten Pasuruan Tak Jelas, Polisi Belum Ambil Sikap
Untuk tersangka D berperan sebagai perekrut anak-anak perempuan yang akan dijadikan sebagai PSK.
Kemudian tersangka SA bertugas sebagai mucikari sekaligus pemilik wisma yang dijadikan sebagai tempat prostitusi anak di bawah umur. Adapun tersangka KS sebagai penjaga wisma sekaligus perantara yang mencarikan pria hidung belang.
"Setiap kali kencan, para pria hidung belang dipatok biaya sebesar 700 ribu rupiah. Namun, korban hanya menerima 300 ribu rupiah. Sedangkan sisanya dibagi para mucikari," ujar Bayu.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
"Selain mengamankan pelaku, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya uang dan buku catatan pemilik wisma," ujar kapolres.
Akibat perbuatannya, ketiga tersangka terjerat pasal 2 UU RI nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, subsider pasal 88 jo pasal 76 UU RI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Baca Juga: Alumni Bharaduta D’Pandiga Nusantara Polres Pasuruan Berbagi 4 Tangki Air Bersih di Dua Desa ini
"Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara," pungkas Bayu. (maf/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News