TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Tim ahli geologi dari UPN Yogyakarta tengah meneliti kelayakan hunian penduduk di Kecamatan Tangunggunung, Tulungagung. Wilayah itu terdampak bencana tanah gerak beberapa waktu lalu.
Sudah sepekan, mereka berada di kawasan pegunungan selatan itu. Masyarakat terdampak bencana tanah gerak ada yang telah meninggalkan rumah, dan sebagian masih tingal di tempat pascakejadian.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Berjumlah 4 orang, kemarin juga didampingi dari dinas lingkungan hidup, Bappeda, dan BPBD, selama dua hari ada di lokasi untuk melakukan pemetaan," kata Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Perencanaan Pembangunan Bappeda Tulungagung, Ridwan, Rabu (2/11/2022).
"Untuk memastikan kelayakan lokasi di sekitar area tanah gerak yang dihuni, oleh karena itu Pemkab Tulungagung telah bekerja sama dengan ahli geologi untuk menganalisanya," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Kemudian, kata Ridwan, tim saat ini masih melakukan pemetaan kondisi geologi dan tanah di lokasi bencana. Metode pemetaan awal dilakukan dengan cara perekaman video dari udara dengan mengunakan drone.
"Mereka ini melakukan pemeriksaan lewat drone, kemudian hasilnya dibawa ke Yogya sana untuk dianalisa," ujarnya.
Ia menyebut, pihaknya masih menunggu keputusan dari pengamatan yang tengah berlangsung karena masih dalam proses pengkajian oleh para ahli. Pemkab Tulungagung akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi apabila hasil penelitian tim geologi menyatakan tidak layak huni.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
"Kita masih menunggu hasil rekomendasi itu, bagaimana hasil rekomendasi ahli geologi atas kondisi keamanan di lokasi. Kalau nanti ada rekomendasi untuk relokasi, kita tentu akan kerja sama dengan Pemprov Jatim terkait proses relokasinya," paparnya.
Menurut dia, bencana tanah gerak itu bukan disebabkan karena adanya pergeseran lempengan bumi, akan tetapi dugaan sementara adalah faktor hujan yang mengguyur wilayah tersebut secara terus-menerus.
"Analisa sementara dari tim geologi bukan karena adanya pergeseran lempengan, namun untuk kepastiannya nanti akan disampaikan," pungkasnya. (fer/mar)
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News