BEIJING, BANGSAONLINE.com – Anda pasti penonton TikTok, bahkan “artis” atau “pemain” TikTok? Tapi Anda belum tentu tahu siapa pendiri TikTok yang kini penggemarnya mencapai ribuan juta itu.
Nah. Namanya Zhang Yiming. Masih sangat muda. Ia lahir di Longyan, Fujian, Tiongkok. Kini ia berusia 39 tahun. Lahir pada 1 April 1983. Masih sangat muda kan?
Baca Juga: Buruan Cek, ini Lowongan Kerja Surabaya Update 2024
Bahkan saat mendirikan ByteDance, perusahaan teknologi raksasa yang kemudian melahirkan aplikasi TikTok, usianya baru 29 tahun. Luar biasa kan?
Yang lebih spektakuler lagi, kekayaannnya. Anak muda ini meraup untung Rp2.000 Triliun. Itu baru TikTok saja. Gila!
Menurut Majalah Forbes (6/11/2019), kekayaan bersih Zhang menyentuh angka 16,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp226,8 triliun. Tapi versi Bloomberg Billionaires Index, kekayaan pribadi Zhang Yiming justru sekitar $44.5 miliar. Berarti hampir tiga kali lipat dari angka yang dilansir Forbes.
Baca Juga: Pj Kades Karangasem Pasuruan Angkat Bicara soal Netralitas yang Viral di TikTok
Dengan posisi kekayaan sebesar itu, Zhang Yiming menduduki posisi ke-9 sebagai orang terkaya ke-9 di China.
(Foto: chinainternetwhatch.com)
Gila! Memang. Tapi lebih gila lagi, pada 20 Mei 2021, Zhang Yiming mengumumkan bahwa ia pada Juni 2021 mengundurkan diri dari jabatan Chief Executive Officer (CEO) ByteDance. Raja industri internet itu memposisikan ulang dirinya di tengah pengetatan industri internet di China.
Baca Juga: Mobil Adik Kandung Diresnarkoba Polda Jatim Dirampas 9 Orang Ngaku Debtcollector TAF
Meski demikian ada alasan lain yang sangat keren! Zhang Yiming Ingin lebih banyak waktu untuk membaca buku. Zhang Yiming memang kutu buku sejak kecil. Justru dari hobi baca buku itu ide-ide besarnya lahir. Yang kemudian menjadikan ia sebagai anak muda berprestasi secara mondial atau internasional.
Nah, pejalanan Zhang Yiming ini tentu harus menjadi inspirasi bagi anak-anak muda. Bahwa kunci sukses itu berawal dari banyak baca buku.
Bukankah hampir semua tokoh dunia sukses karena hobi baca buku. Masih ingat tulisan di BANGSAONLINE.com, tentang Elon Musk, triliuner asal Afrika Selatan yang mengakuisisi Twitter dengan harga US$44 miliar atau Rp 684,7 triliun? Pemilik pabrik mobil Tesla itu juga kutu buku sejak kecil.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menonton TikTok Tanpa Mengunduh Aplikasi?
Di Indonesia, tokoh hebat dunia, Gus Dur, juga kutu buku. Bahkan ayahnya, KH A Wahid Hasyim, salah seorang the founding fathers Indonesia juga dikenal sebagai tokoh atau ulama gemar baca buku.
Begitu juga BJ Habibie. Ahhi teknologi kebanggaan bangsa Indonesia yang kemudian menjadi Presiden RI ke-3 itu juga dikenal luas sebagai kutu buku.
Walhasil, tokoh hebat di bidang apapun: teknologi, agama, filsafat, politik, komunikasi, internet atau apapun selalu berkorelasi dengan kegemaran membaca buku.
Baca Juga: BCA Kediri Autoshow 2024: Ada Bunga Spesial KKB Mulai 2 Persen dan KPR Mulai 1,45 Persen
Zhang Yiming mendirikan ByteDance pada 2012. Saat itu Zhang Yiming masih berusia 29 tahun. Ia kemudian mendirikan apilasi TikTok. Semula banyak hambatan, termasuk dari para pejabat. Tiktok sempat diblokir di Amerika Serikat dan juga negara lain. Bahkan juga di Indonesia. Namun pemblokiran itu justeru melambungkan TikTok.
Kini ByteDance menjadi startup terkaya dan tertinggi di dunia. Yaitu dengan valuasi Rp 2.000 triliun.
Bandingkan dengan startup terbesar di Indonesia. Yaitu Gojek dan Tokopedia. Saat dua startup itu merger publik heboh. Padahal merger - kemudian menghasilkan GoTo - itu valuasinya masih jauh di bawah ByteDance, "cuma" Rp 250 triliun.
Baca Juga: How to Stay Safe While Using Mobile Betting Apps
Atau bandingkan dengan BCA, perusahaan terbesar di Indonesia yang valuasinya "hanya" Rp 800 triliun. Jadi ByteDance benar-benar raksasa startup.
Tapi bisnis Zhang Yiming bukan berarti selalu mulus. ByteDance pernah mendirikan 99fang. Gagal. Begitu juga beberapa usaha aplikasi lain.
ByteDance mulai dikenal luas di daratan China ketika melahirkan Douyin, aplikasi short form video. Meski demikian, Douyin sempat jadi bahan ejekan publik karena dianggap mengekor Musical.ly, aplikasi yang secara global sangat masyhur.
Baca Juga: Seperti Apa Mengintegrasikan Human Capital dan Online Payroll Outsourcing?
Tapi - lagi-lagi gilanya - pada 2018, ByteDance justru mengakuisisi Musical.Ly sekaligus merilis aplikasi TikTok.
Dunia memang serba tak terduga bahkan kadang mengejutkan.(dari berbagai sumber/MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News