MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Halaqoh dan Malam Penghargaan Festival Media Pondok Jatim tahun ini digelar di Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Sabtu (24/12/2022). Ratusan santri yang mewakili ratusan pesantren di Jawa Timur itu berkumpul untuk menyamakan visi mengembangkan kemediaan di Pondok pesantren.
Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Prof Dr Asep Saifuddin Chalim atau yang akrab disapa Kiai Asep, mengatakan bahwa pihaknya memfasilitasi kegiatan para santri di Jawa Timur agar santri mampu menjadi bagian dari media, baik sebagai penyiar maupun penulis.
Baca Juga: Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Undang Said Aqil di Seminar Nasional Tasawuf
"Sekarang ini membuat media itu yang menjadi pemikiran bersama (pesantren), pesantren mana yang mempunyai media yang dikenal, kalau media lokal saja saya rasa bisa membuatnya. Semangat itu dikembangkan, disosialisasikan kepada santri," ujarnya.
Kiai Asep bangga dengan antusias para santri yang ikut dalam halaqoh tersebut. Total ada 450 peserta se Jatim. Fasilitas tempat, penginapan dan konsumsi selama tiga hari diberikan gratis karena ditanggung oleh Kiai Asep.
"Untuk menyelenggarakan (halaqoh) butuh biaya, butuh tempat, dan sebagainya, berapa besar biayanya, pesertanya 450 orang se Jawa Timur, disini gratis, itu kan kita menolong. Saya melihat antusias peserta luar biasa, para santri kelihatan pintar-pintar," tegasnya.
Baca Juga: KH Said Aqil Siradj Hadiri Acara Syukuran Sederhana Kemenangan Gus Barra-Rizal di Pilbup Mojokerto
Dalam halaqoh tersebut, ratusan santri mendapatkan banyak ilmu dari Sastrawan Zawawi Imron dan Mas'ud Adnan, penulis buku biografi Kiai Asep. Keduanya menjadi narasumber dalam kegiatan itu.
Zawawi Imron memotivasi peserta untuk produktif menulis, baik menulis sastra, puisi maupun menulis artikel berita.
"Yang penting (santri)terus semangat menulis, jangan sastra melulu, tetapi artikel dan berita juga ditulis. Ini penting untuk meng-konter berita-berita bohong," terang Zawawi Imron yang pernah menjadi penulis kolom setiap hari Ahad di koran Jawa Pos selama 10 tahun.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Ungkap Kasus Pembunuhan
Sementara itu Mas'ud Adnan juga mengapresiasi halaqoh ini. Sejak lama dia punya keinginan untuk membangkitkan jurnalisme di pesantren.
"Apresiasi untuk kegiatan ini, kegiatan sangat cerdas. Saya sebagai praktisi media sudah lama berfikir membangkitkan jurnalisme di pesantren karena jurnalistik di pesantren mengalami kemandegan," terang owner Harian Bangsa dan BANGSAONLINE.com ini.
Menurut dia, fakta di Indonesia belum ada media di Indonesia yang menunjukkan referensi media pesantren yang betul-betul hebat sesuai standar jurnalistik.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
"Saat ini mengalami kemandegan, padahal dulu banyak ulama yang produktif menulis kitab-kitab, seperti Kiai Hasyim Asyari," Pungkasnya.
Dalam halaqoh tersebut, masing-masing santri delegasi dari pesantren diwajibkan menulis biografi pengasuh Pondok Pesantren masing-masing. Kumpulan tulisan itu kemudian digabung dan dicetak menjadi buku dengan judul "Kiaiku". (ris/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News