SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang petugas BUMN berinisial A yang bertugas di sekitaran Tanjung Perak melakukan penganiayaan kepada seorang purel alias LC bernama Cika. Peristiwa itu terjadi di Royal KTV Gedung Go Skate Jalan Embong Malang, Surabaya, Rabu (4/1/2022) dini hari sekira pukul 01.30 WIB.
Tidak hanya memukul purel, A juga melakukan penganiayaan terhadap Ahmad, Manajer Operasional Royal KTV. Setelah aksi pemukulan tersebut, kedua korban melaporkan pegawai BUMN Tanjung Perak ke Polsek Tegalsari.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
Kanit Reskrim Polsek Tegalsari, AKP Marji Wibowo, membenarkan adanya korban dugaan penganiayaan yang melapor ke pihaknya.
"Kedua korban telah melaporkan aksi seorang pengujung kepeda kami. Aksi penganiayaan yang dilakukan dengan cara menjambak rambut dan memukul bibir korban," ujarnya, Rabu (4/1/2023).
Ia menyebut, petugas Polsek Tegalsari sudah memeriksa A sebagai terduga pelaku. Hasilnya, A mengaku melakukan penganiayaan kepada Cika dan Ahmad lantaran pelayanan yang diberikan oleh purel tidak optimal.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
“Kalau pengakuan pelaku, bahwa servis sang LC kurang maksimal. Karena posisi mabuk, sehingga sikap pelaku tidak terkontrol,” tambahnya.
Marji menambahkan, kini terlapor masih menjalani pemeriksaan 1x24 jam, dan sementara dijadikan saksi. Untuk kedua belah pihak antara korban dengan pelaku pegawai BUMN juga telah sepakat berdamai.
“Untuk kedua belah pihak mencapai mufakat dengan cara restorative justice (RJ),” tuturnya.
Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025
Wartawan BANGSAONLINE.com pun mencoba klarifikasi dengan mendatangi Royal KTV yang menjadi lokasi kejadian. Petugas security bernama Hasan, membenarkan adanya aksi penganiayaan.
“Iya mas. Saya dengar kejadian itu dan korban adalah Cika dan Ahmad, namun waktu itu yang jaga bukan saya, tapi teman shift malam saya,” kata Hasan.
Sementara manajemen Royal KTV enggan memberikan keterangan saat dikonfirmasi terkait motif dan kronologi penganiayaan.
Baca Juga: Kasus Pencabulan dan Prostitusi Siswi SMP di Surabaya, Diduga Lebih dari Satu Pelaku Terlibat
“Maaf untuk korban yang juga sebagai manajer operasional tidak berkenan diwawancara,” imbuhnya. (rus/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News