SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Anggota Komisi IV DPRD Situbondo, H. Tolak, mempertanyakan efektivitas program gizi buruk yang digagas Pemkab Situbondo. Karena pada kenyataannya masih ditemukan penderita gizi buruk.
Tolak mengaku banyak menerima pengaduan masyarakat. Saat ini, ada tiga anak penderita gizi buruk. Dua orang dalam perawatan di rumah sakit dan yang satunya meninggal dunia. Mereka berasal dari Kecamatan Asembagus dan Jatibanteng.
Baca Juga: Gunakan Rp1,9 Miliar dari DBHCHT 2024, Dinkes Situbondo Bangun 152 Jamban
"Hari gini masih ditemukan kasus gizi buruk, padahal ada program pemulihan gizi. Mana koneksi program inovasi dengan masalah yang terjadi. Artinya program ini tidak tepat sasaran," kata H Tolak pada BANGSAONLINE.com di ruangannya, Komisi IV DPRD, Kamis (5/1/2023).
Ia juga memyoroti peran dan kerja rumah pemulihan gizi (RPG) dan puskesmas. RPG sebagai program inovatif pemkab dianggap belum memberikan dampak maksimal.
"Kinerja RPG dan puskesmas belum maksimal," imbuhnya.
Baca Juga: Dewan Belum Sahkan P-APBD 2024, Kepala Bappeda Situbondo: Kembali ke Perencanaan Awal
Politikus PKB ini kecewa banyaknya program bantuan untuk kesehatan dan pemulihan kemiskinan untuk warga miskin ekstrem ternyata masih belum mampu menyelesaikan persoalan gizi buruk secara maksimal.
"Kem ana paket bantuan kesehatan dan bantuan sosial yang puluhan miliar itu?," tanyanya.
H. Tolak menegaskan akan memanggil dinas kesehatan dan dinas sosial untuk mempertanyakan kasus gizi buruk.
Baca Juga: Pimpinan DPRD Situbondo Dilantik, Pjs Bupati: Ayo Bergandengan Tangan
Sementata itu, BANGAONLINE.com berusaha menghubungi Kepala Dinkes, Dr. Sandi Hendrayono yang ada di luar kota melalui saluran ponselnya, Kamis (5/01/2023).
"Benar ada tiga kasus, dua sedang dirawat dan satunya meninggal," jawabnya singkat. (sbi/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News