
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bupati Hanindhito Himawan Pramana memberikan perhatian khusus kepada sektor budaya dan seni di Kabupaten Kediri. Terakhir, politikus PDIP itu berhasil mematenkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) jaranan jowo sebagai kesenian milik Kabupaten Kediri.
Jaranan jowo resmi menjadi milik Kabupaten Kediri usai Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia menerbitkan surat pencatatan inventarisasi kekayaan intelektual komunal ekspresi budaya tradisional.
Baca Juga: Diguyur Hujan, Bupati Kediri Terpilih Tetap Semangat Ikuti Geladi Bersih Pelantikan
Upaya yang dilakukan Bupati Dhito tak hanya untuk jaranan jowo saja, namun juga pada budaya dan seni Kabupaten Kediri lainnya.
“Kita upayakan untuk beberapa budaya dan kesenian lainnya untuk di-HAKI-kan, termasuk juga ada produk makanan khas Kabupaten Kediri,” terang Putra Menseskab Pramono Anung tersebut, Jumat (6/1/2022).
Orang nomor satu di Kabupaten Kediri itu berharap upaya pematenan kekayaan intelektual milik Bumi Panjalu dapat meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap budaya asli Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Bupati Kediri Sebut 4 Sektor ini Tidak akan Terkena Imbas Efisiensi
Karena menurutnya, potensi budaya di Kabupaten Kediri ini melimpah. Sehingga perlu adanya pematenan HAKI agar tidak diakui pihak lain.
“Mari bersama merawat dan nguri-nguri budaya dan kesenian asli Kabupaten Kediri serta tumbuhkan rasa memiliki budaya ini,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Imam Mubarok, menjelaskan HAKI yang diterima ini untuk perlindungan ekspresi budaya tradisional (EBT). Hal itu mengacu pada UU nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta.
Baca Juga: Bupati Dhito Sebut Kabupaten Kediri Tumbuh Menjadi Daerah Sub Urban, Ini Alasannya
Jaranan jowo, menurut Mubarok, memiliki kekhasannya tersendiri yang tidak dapat ditemui di kesenian jaranan yang berada di daerah lain. Pembeda jaranan jowo dengan kesenian jaranan lainnya karena di dalamnya ada cerita rakyat, musik instrumental, gerak tarian, upacara adat, hingga sandiwara rakyat.
Terkait pematenan kesenian dan budaya asli Kabupaten Kediri yang lain, Mubarok menyampaikan tengah memproses seni tiban yang tumbuh pesat di Kecamatan Ngadiluwih, wayang krucil, hingga makanan asli Kabupaten Kediri.
“Kita sedang proses pematenan kesenian tiban, warongko keris, hingga makanan seperti cenil dan sebagainya,” katanya.
Baca Juga: Lampaui Target, Dhito Dorong Baznas Kabupaten Kediri Sinkronkan Program dengan Pemda
Ia menjelaskan, upaya-upaya pematenan kekayaan seni budaya asli Kabupaten Kediri ini tak lepas dari perhatian dan dorongan Bupati Dhito.
Menurutnya, kebijakan yang diambil bupati dalam merawat seni budaya sangat bagus. Tak hanya halam mematenkan kesenian, sebelumnya Dhito juga mencetuskan pakaian khas Kabupaten Kediri, Ken dan Wdihan Kadiri.
“Ini tak terlepas dari dorongan Mas Bup (Dhito) pada DK4. Mas Bup juga memberikan peluang DK4 untuk mengawal seni dan budaya Kabupaten Kediri,” pungkas pria yang juga jurnalis senior di Kediri itu. (tia/rev)
Baca Juga: Cara Bupati Kediri Bangun Mindset Gen Z di Era Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News