Pemerhati Pendidikan Minta SMAN 1 Taruna Madani Tak Hapus Siswa Reguler

Pemerhati Pendidikan Minta SMAN 1 Taruna Madani Tak Hapus Siswa Reguler Aksi protes alumni guru dan siswa SMAN 1 Bangil saat menolak pergantian menjadi SMAN 1 Taruna Madani.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Protes wali murid siswa reguler karena merasa dianaktirikan sejak berubah menjadi mengundang perhatian Maulana Sholehudin, pemerhati pendidikan di Pasuruan.

Apalagi, sejak dimulainya proses belajar mengajar Siswa , banyak siswa reguler yang mengajukan keringanan pembayaran infaq.

Baca Juga: Kandidat Magister Administrasi Publik Unisma Lakukan Pengabdian di Desa Karangasem Pasuruan

Bahkan, ada isu yang berkembang di masyarakat bahwa akan meniadakan siswa reguler lantaran banyak dari mereka yang mengajukan keringanan pembayaran infaq sebesar Rp150 ribu per bulan.

Menyikapi hal itu, Maulana Sholehudin yang juga Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Pasuruan berharap tetap membuka kelas untuk siswa-siswi.

"Karena jika siswa-siswi reguler ditiadakan akan jadi bumerang bagi masyarakat Bangil. Apalagi alasannya tidak mampu bayar. Sedangkan, masyarakat Bangil jika ingin sekolah ke SMA negeri lain terbentur dengan aturan memakai sistem zonasi sesuai Permendikbud nomor 1 tahun 2021," cetusnya.

Baca Juga: HUT ke-79, Kodim 0819 Pasuruan Gelar Lomba PBB Piala Panglima TNI Tingkat Pelajar se-Pasuruan Raya

Menurutnya, alasan siswa tidak bayar infaq bulanan tidak boleh dijadikan untuk meniadakan siswa-siswi reguler.

"Seluruh bantuan sekolah harus mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 75 tahun 2020 dan Nomor 1 tahun 2021," tegas Maulana.

Sementara informasi yang didapat BANGSAONLINE.com, mulai melakukan proses belajar mengajar sejak PPDB tahun lalu.

Baca Juga: Sinergitas Pendidikan Non-Formal, MUI Kabupaten Pasuruan Gelar Lokakarya

Bagi peserta didik baru (PDB) yang berasal dari Bangil dibebani biaya daftar ulang Rp12,5 juta. Sedangkan, KK di luar Bangil sebesar Rp17,5 juta. Siswa juga diwajibkan bayar iuran tiap bulan Rp2,5 juta, yang di dalamnya termasuk untuk mamin (makan dan minum).

Sedangkan siswa reguler dibebani daftar ulang sebesar Rp3.9 juta. Untuk biaya diganti dengan sebutan infaq basyar tiap bulanya sebesar Rp150 ribu.

Namun, dari biaya infaq sebesar itu ternyata banyak siswa reguler mengajukan keringanan bayar. Selain itu, juga banyak yang mengajukan gratis 3 tahun.

Baca Juga: Ratusan Sekolah SD di Pasuruan yang Mengalami Kerusakan akan Direhab Menggunakan DAK

Saat ditemui BANGSAONLINE.com di ruang kerjanya, Aji Soko, Humas mengakui ada beberapa siswa reguler mengajukan keringanan bayar infaq.

"Malah banyak siswa reguler mengajukan gratis selama tiga tahun. ACC tidaknya masih dipertimbangkan pihak sekolah. Itu juga melibatkan musyawarah komite," kata Aji Soko. (par/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO