
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Aliansi Alumni SMAN 1 Bangil mendesak pengembalian aset sekolah yang saat ini digunakan SMA Taruna Madani. Selain itu, mereka meminta agar kuota siswa yang sebelumnya berjumlah 12 rombongan belajar (rombel) dan kini berkurang menjadi 9 dikembalikan seperti semula.
"Kami tidak memusuhi SMA Taruna Madani. Kami hanya ingin apa yang dulu dimiliki oleh SMANBA (SMAN 1 Bangil) tidak berkurang akibat kebijakan yang mengusik rasa keadilan sejak kehadiran TARMAD (SMA Taruna Madani," kata Koordinator Aliansi Alumni SMANBA, Chairil Mukhlis, dalam audiensi dengan Komite dan pihak sekolah, Rabu (23/4/2025).
Selain kuota yang berkurang, diungkapkan bahwa beberapa aset SMANBA (yang sebagian berasal dari infak wali murid) akan beralih menjadi milik SMA Taruna Madani. Ia juga menyoroti berbagai pelanggaran yang ditemukan sejak awal proses pendirian SMA Taruna Madani, baik dari segi hukum maupun keadilan.
Menurut dia, kuota SMANBA yang berada di Kecamatan Bangil kini harus diperebutkan oleh 5 kecamatan, yaitu Bangil, Gempol, Beji, Rembang, dan Kraton.
Mukhlis menyayangkan kebijakan pengurangan kuota ini, yang seharusnya bisa diatasi dengan mendirikan SMA Negeri baru agar akses pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau tetap terbuka bagi masyarakat.
Gandung, alumni SMANBA angkatan 1981, turut menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak pengurangan kuota dan peralihan siswa ke SMA Taruna Madani yang memiliki biaya tinggi.
"Sebelum menetapkan kebijakan, seharusnya ada sosialisasi terlebih dahulu," cetusnya.
Dalam audiensi yang dihadiri perwakilan dinas pendidikan provinsi, Suhartatik, berbagai solusi mulai dibahas. Ia menyebut pengembalian kuota bisa didiskusikan lebih lanjut, tetapi tetap harus disesuaikan dengan kondisi.
Selain itu, terkait aset sekolah, ditegaskan bahwa semua sumbangan dari komite atau pihak lainnya tetap menjadi milik Pemprov sesuai aturan yang tercatat di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Suhartatik juga merespons permintaan pergantian kepala sekolah dengan menyatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada atasan dan berharap keputusan yang diambil tetap berpihak kepada masyarakat.
Para alumni berharap adanya solusi yang adil bagi SMANBA tanpa mengurangi kesempatan siswa untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka mengajak semua pihak untuk berdiskusi tanpa aksi demonstrasi guna mencari jalan keluar terbaik bagi masa depan pendidikan di Bangil. (afa/par)