LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Mengawali pengabdian sebagai Bupati Lamongan, H Fadeli dihadapkan pada tantangan dan permasalahan yang kompleks. Kondisi infrastruktur jalan jauh dari memadai, bahkan lebih dari separuhnya dalam kondisi rusak parah. Perekonomian masyarakat belum membaik, meski terdapat pengembangan industri pariwisata.
Tantangan dan permasalahan tersebut dihadapi H Fadeli dengan kerja keras dan tanpa banyak kata. Pemahamannya yang mendalam tentang tata kelola pemerintahan, sedikit demi sedikit mampu mengurai permasalahan Kabupaten Lamongan. Ditunjang dengan dukungan semua elemen masyarakat, mulai dari petani, pedagang kecil, nelayan hingga tokoh masyarakat, tokoh agama, alim ulama dan birokrat yang profesional, kerja keras H Fadeli berbuah rangkaian prestasi dan keberhasilan pembangunan.
Baca Juga: Antisipasi Bencana Alam, Bupati Yuhronur Tanam Pohon Bambu di Bantaran Sungai Mengkuli
Sejak tahun 2010 hingga 2014, Kabupaten Lamongan di era Bupati Fadeli meraih puluhan penghargaan. Hampir di semua bidang pembangunan, era pemerintahan H Fadeli mendapatkan banyak apresiasi baik dari gubernur, menteri, presiden maupun lembaga independen.
Di antaranya adalah penghargaan tingkat nasional seperti Adipura Kencana, Satya Lencana Pembangunan Koperasi, Adiwiyata Mandiri Nasional Bidang Pendidikan, Adhikarya Pangan Nusantara, Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu-Penanaman Modal (PTSP-PM) dari Presiden RI. Sedangkan penghargaan dari lembaga independen diantaranya adalah Indonesia Green Region Award dari Majalah Swa, Otonomi Award dari JPIP dan Sindo Weekly Government Award dari MNC Group.
Bahkan di tahun 2015, dalam rentang waktu satu minggu, H Fadeli meraih 3 penghargaan sekaligus. Yakni Pembina Terbaik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Gubernur Jatim Soekarwo, kemudian meraih Piagam Penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri sebagai Kabupaten Terbaik dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), dan puncaknya meraih Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden RI Joko Widodo atas kinerja pemerintahan yang sangat tinggi.
Baca Juga: Peringati HJL ke-453, Pemkab Lamongan Gelar Expo dan Kontes Hewan Kesayangan
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lamongan, angka yang dijadikan ukuran oleh PBB untuk menilai keberhasilan dan tingkat kesejahteraan suatu daerah, mampu ditingkatkan empat digit. Pada tahun 2010 IPM Kabupaten Lamongan sebesar 69,63. Di tahun 2014, IPM Kabupaten Lamongan naik menjadi sebesar 72,76.
Di sisi lain, PDRB perkapita pada tahun 2014 mencapai Rp 17 juta. Jauh meningkat jika dibandingkan dengan PDRB per kapita pada tahun 2010 yang sebesar Rp 9,9 juta.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi terus mencatatkan pertumbuhan positif. Pada tahun 2014, perekonomian Lamongan menurut proyeksi dari BPS Kabupaten Lamongan tumbuh 7,01%, naik dibanding pertumbuhan tahun 2010 yang sebesar 6,89 %
Baca Juga: Momen HJL ke-452, Bupati Yuhronur Luncurkan Aplikasi Sippoma, Begini Keunggulannya
Di bidang infrastruktur, dalam kurun waktu empat tahun, H Fadeli mampu meningkatkan kondisi jalan kabupaten, poros desa strategis, poros desa dan jalan lingkungan. Pada 2010, kondisi jalan kabupaten dengan kategori BAIK hanya sepanjang 182,381 km atau sebesar 52,6 persen, meningkat menjadi 321,611 km yang setara dengan 92,75 persen pada 2014.
Untuk jalan poros desa, pada 2010, dalam kondisi BAIK hanya sepanjang 75,96 km (45 persen), menjadi 150,67 km atau sebesar 88,96 persen pada 2014. Tahun 2010, keberadaan jalan poros desa dengan keadaan BAIK hanya sepanjang 405,345 km (53,17 persen), menjadi 689,807 km (90,49 persen) pada 2014. Bahkan, untuk jalan lingkungan kondisi perbaikannya mencapai 146,85 persen pada tahun 2014.
Melalui Program Gemerlap (Gerakan Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan), H Fadeli telah membantu hand tracktor sebanyak 1.394 unit, pompa air 281 unit, alat panen multi guna 34 unit, bantuan hewan ternak 3.925 ekor kambing, 80.000 ekor ayam/bebek, 342 paket bibit ikan kepada ratusan kelompok tani.
Baca Juga: Puncaki HJL ke-452, Bupati Lamongan Launching 5 Aplikasi Permudah Pelayanan Masyarakat
Setelah empat tahun berjalan, program Gemerlap mampu meningkatkan pendapatan penduduk (per kapita) dari Rp 9 juta per orang pada tahun 2010 menjadi Rp 17 juta per orang pada 2014.
Kemudian Pendapatan Asli Daerah meningkat lebih dari 2 kali lipat, dari Rp 95 miliar menjadi lebih dari Rp 272 miliar. Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) juga bisa dinaikkan 2 kali lipat, yakni dari Rp 1 triliun menjadi lebih dari Rp 2 triliun. (ais/nis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News