
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Operator Lapangan Minyak Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mendapat 4 penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Sejumlah apresiasi ini diperoleh dalam pengelolaan program CSR dan Desa Berkelanjutan. Kementerian yang dipimpin Abdul Halim Iskandar itu memberi penilaian tinggi kepada EMCL atas komitmen percepatan pembangunan desa dan pencapaian SDG’s desa melaui CSR.
Baca Juga: Diskopumdag Tuban Imbau Agar PKL Cantumkan Harga di Daftar Menu yang Mudah Terlihat Konsumen
"Piagam diserahkan Menteri Abdul Halim Iskandar dalam Sarasehan Peringatan Hari BUMDesa di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau," kata External Affairs Manager EMCL, Ichwan Arifin, Minggu (5/2/2023).
Ia mengaku bangga dengan masyarakat sekitar Lapangan Banyu Urip yang punya semangat mandiri dan mau berproses untuk maju. Menurut dia, dukungan dari EMCL merupakan dorongan awal yang akan berhasil jika dilanjutkan dengan penuh semangat oleh penerimanya.
“Penghargaan ini untuk masyarakat dan berbagai pihak yang terus bersemangat dalam membangun desa,” ujarnya.
Baca Juga: Petani asal Desa Mander Laporkan Kios Pupuk Subsidi ke Polres Tuban Atas Dugaan Kecurangan
Ichwan berharap, apa yang sudah dilakukan EMCL bisa memberi inspirasi dan motivasi bagi semua elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun desa. Program kemasyarakatan EMCL merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang telah disetujui SKK Migas, dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
“Pada pelaksanaannya kita didampingi mitra lembaga swadaya masyarakat lokal yang memiliki kompetensi dan visi yang sama-sama ingin membangun desa,” tuturnya.
Pada ajang penghargaan ini, Kemendes PDTT melakukan penilaian kepada 53 perusahaan untuk 72 program yang diajukan. Penghargaan emas diberikan kepada 34 program, sedangkan silver untuk 22 program, dan 12 program mendapat perunggu.
Baca Juga: Mendes Yandri: Pemangkasan Anggaran Negara Tak Pengaruhi Dana Desa dan Gaji Pendamping Desa
“Kami senang bisa mendapat penghargaan dari Kementrian Desa. Menambah semangat kami untuk berbuat lebih banyak bagi desa,” ungkap Ketua BUMDes Bonorejo, Irwan.
Dia mengungkapkan bahwa masih jarang pihak yang peduli bagi pengembangan ekonomi desa. Oleh karena itu, dia berterima kasih kepada EMCL dan SKK Migas yang terus konsisten membantu mereka dalam meningkatkan taraf hidup warga desa melalui program di bidang pendidikan, kesehatan, dna pengembangan ekonomi masyarakat.
“Kami yakin, ini terwujud berkat komunikasi dan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan masyarakat,” pungkasnya.
Baca Juga: Kakanwil Kemenag Jatim Serahkan Izin Operasional MI BAS International Islamic School Tuban
Sebelumnya, selama dua hari tim Kementrian melakukan penjurian di Bojonegoro dan Tuban, lokasi EMCL beroperasi. Dimulai dari Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban mendapat penilaian pada program Pembangunan dan Pendampingan BUMDes Mart Karangagung sebagai pusat oleh-oleh khas Kabupaten Tuban. Minimarket yang dikelola BUMDes ini dinilai berhasil di dalam mendongkrak perekonomian desa pesisir tersebut.
Sedangkan di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, Program Perempuan Indonesia Merajut (PRIMA) dan Program Sekolah Lapang Pertanian yang mendapat nilai tinggi. Pengelolaan usaha produk rajutan di desa terdekat Lapangan Banyu Urip itu telah memberi kontribusi positif bagi BUMDes.
Begitu pula dengan Sekolah Lapang Pertanian. Pendampingan program terbukti berhasil memberi nilai tambah para petani. Selain itu, program memberi pengaruh positif dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Baca Juga: Curi Handphone di Warkop, Seorang Residivis di Tuban Ditangkap Polisi
Untuk Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Kemendes RI menilai Program Peningkatan Akses Air Bersih yang diprakarsai EMCL sejak tahun 2014 telah memberi nilai ekonomi bagi masyarakat. Selain mencukupi kebutuhan air bersih di desa, program ini telah mewujudkan kemandirian desa dalam pengelolaan air bersih melalui Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (HIPPAM) di bawah pengawasan BUMDes.(Gun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News