KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Meski sudah ada imbauan agar warga tidak beraktivitas di pinggir Sungai Brantas, namun banyak warga yang tetap mendekati bibir Sungai Brantas di Kota Kediri.
Puluhan warga nekat berdiri di pinggir Jembatan Brantas Lama hanya ingin melihat kondisi Sungai Brantas saat tradisi pladu dilakukan oleh Perum Jasa Tirta.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
Petugas gabungan dari Polres Kediri Kota, BPBD Kota Kediri, dan Satpol PP Kota Kediri, pun membubarkan kerumunan di atas Jembatan Brantas Lama tersebut, karena dinilai membahayakan.
Bahkan Kapolsek Mojoroto Kompol Muklason langsung turun mengimbau warga agar meninggalkan Jembatan Brantas dengan menggunakan megaphone.
"Bapak-Ibu, dan adik-adik silakan meninggalkan Jembatan Brantas ini, karena sangat berbahaya mengingat arus Sungai Brantas sudah mulai deras," kata Muklason, Senin (6/3/2023) sore.
Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan
Sementara Kepala BPBD Kota Kediri Indun Munawaroh, mengatakan malam ini (Senin, 6/3/2023) pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat selalu waspada dan berhati-hati ketika beraktivitas di pinggir sungai.
"Air Sungai Brantas berdasarkan pengamatan kami memang ada peningkatan. Tapi puncaknya diperkirakan terjadi pada pukul 21.00 - 22.00 WIB malam ini," kata Indun.
Sebelumnya, Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra juga sudah menggelar patroli dan mendatangi warga yang berada di tepi Sungai Brantas. Baik yang melintasi Kota Kediri maupun Kabupaten Kediri.
Baca Juga: ODGJ pun di Kota Kediri Kini Haru Miliki KTP-El, Begini Kisah dan Caranya Petugas Perekaman
Menurut Teddy, penggelontoran air atau flushing yang dilakukan di Waduk Wlingi dan Lodoyo di Blitar dapat mengakibatkan penambahan volume debit air sungai. Sehingga, arus Sungai Brantas bakal bertambah deras sehingga harus diwaspadai.
Selain deras dan bertambahnya volume akibat flushing ini, aliran Sungai Brantas juga membawa kotoran dan lumpur.
"Selama kegiatan flushing yang berlangsung selama tujuh hari dimulai pada tanggal 5 Maret sampai 11 Maret 2023, kami akan menyiapkan personel untuk senantiasa memberikan imbauan," imbuh Teddy.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Pladu ikan atau mencari ikan mabuk biasa dilakukan warga sekitar Sungai Brantas setiap tahun. Itu akibat penggelontoran air atau flushing yang dilakukan di Waduk Wlingi dan Lodoyo di Blitar.
Dampak flushing itu terjadi di aliran Sungai Brantas yang melintasi 3 kota, yaitu Blitar, Tulungagung, dan Kediri. Tahun 2023 ini, kegiatan flushing Waduk Wlingi dan Lodoyo di Blitar dilakukan selama tujuh hari per tanggal 5 – 11 Maret. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News