SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Polrestabes Surabaya melakukan tindakan rutin saat Ramadhan tahun ini berupa patroli sekala besar, Sabtu (8/4/2023) malam. Agenda yang melibatkan semua personel dari polrestabes dan polsek jajaran merupakan antisipasi perang sarung dan tawuran, serta balap liar di Surabaya.
Dalam kesempatan itu, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce, meyampaikan bukan hanya patroli rutinitas di lakukan oleh pihak tiga pilar yang terdiri TNI, Polri dan Sat Pol PP, namun beberapa pos Pantau melaksanakan Patroli Aman Jogo Suroboyo (Parajoyo) Presisi yang rutin di gelar.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Pos pantau yang terdapat 8 titik di Kota Surabaya melibatkan tiga pilar ini tenryata bisa dikatakan efisien dan mengena sasaran. Menurut Kapolrestabes Surabaya dengan adanya 8 pos pantau yang berada di
Pos pantau Cito, Calvados, Bambu runcing, Taman Bungkul, Satelit, PTC, Dupak Demak dan Arjuno, ternyata bisa menurunkan angka kriminalitas di bulan Ramdhan. Pos pantau yang mempunyai personil tiga pilar dengan jumlah keseluruhan 30 personil tiap titik, Efisiensi dalam melakukan pengawasan lingkungan mulai dilakukan pukul 22.00 WIB hingga 04.00 WIB.
“Dengan adanya pos Pantau yang tersebar di beberapa titik kerawanan dalam kota Surabaya, serta memaksimalkan pengawasan yang dilakukan oleh masing masing Polsek di wilayah hukumnya, ternyata angka kejahatan bisa terkendali, dan bisa menurun dibandingkan bulan Ramadhan tahun lalu,” paparnya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Royce mengatakan selama bulan suci ramadan ini, seluruh elemen berharap tidak terjadi gangguan Khamtibmas dan Sosial terjadi. Pihaknya telah mengintruksikan kepada masing masing Polsek jajaran, agar melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan terjadi aksi perang sarung dan balap liar.
"Kita memappinf betul, kerawanan-kerawanan, tawuran, perang sarung dan balap liar dimana. Disitu dilakukan intevensi, penetrasi kepada masyarakat, khusus para RW, RT dengan lingkungan yang ada. Supaya melekat. Supaya melakukan cangkuran, untuk membahas permasalahan-permasalahan dan persoalan di wilayah tersebut," tambahnya.
Dengan masyarakat ikut aktif berperan, bisa ikut menjaga dan mengawasi dan melakukan pembinaan. Jika hal itu, dilakukan maka, aksi tawur sarung dan tindakan kriminalitas bisa ditekan.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
"Seperti yang kita sampaikan pada pukul 22.00 WIB, supaya para orangtua, mengingatkan anak-anaknya supaya tidak keluyuran. Itu salah satu yang kami lakukan, bekerjasama dengan elemen masyarakat," pungkasnya. (rus/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News