4 Alasan di Balik Pelarangan Wisuda Tingkat SD-SMA

4 Alasan di Balik Pelarangan Wisuda Tingkat SD-SMA Ilustrasi prosesi wisuda. Foto: Pixabay

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seperti diketahui, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen (BSKAP) Kemendikbud-Ristek, Anindito Aditomo, dalam waktu dekat akan membuat larangan acara wisuda atau perpisahan di sekolah tingkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA/SMK).

Terkait larangan acara wisuda atau perpisahan di tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), berikut empat alasannya:

  • Mengurangi Beban Keuangan Orang Tua: Salah satu argumen utama yang disampaikan adalah adanya keluhan dari orang tua terkait biaya yang harus mereka keluarkan untuk acara wisuda, termasuk pernak-pernik yang terkait dengannya. Larangan acara wisuda dapat membantu mengurangi beban keuangan orang tua yang terkadang merasa terbebani oleh persyaratan dan pengeluaran yang terkait dengan acara tersebut.
  • Fokus pada Kualitas : Nino menyatakan bahwa acara wisuda tidak memiliki manfaat langsung terhadap kualitas pendidikan. Dengan menghentikan kegiatan seremonial seperti wisuda, fokus dapat dipindahkan ke upaya memastikan sekolah menjadi lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan relevan bagi semua murid. Hal ini dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi murid untuk tumbuh dan mengembangkan karakter serta kompetensi dasar yang diperlukan dalam kehidupan selanjutnya.
  • Partisipasi dan Persetujuan Wali Murid: Nino menekankan bahwa jika acara wisuda tetap diadakan, partisipasi dan persetujuan dari semua wali murid menjadi prinsip penting. Hal ini menunjukkan pentingnya mendengarkan dan melibatkan orang tua serta memastikan bahwa acara tersebut benar-benar diinginkan oleh mereka.
  • Makna Kelulusan yang Bermakna: Nino mengajukan gagasan bahwa momen kelulusan peserta didik sebaiknya dirayakan dengan cara yang bermakna, bukan hanya sebagai acara gebyar yang mahal. Ini mengajak untuk memaknai pencapaian anak-anak dan merayakan kebersamaan dalam momen tersebut.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Siswa, Khofifah Dorong Inovasi Digital di Perpustakaan

Hal tersebut menggambarkan pandangan bahwa pendidikan harus fokus pada kualitas, keselamatan, dan perkembangan karakter siswa, sambil mempertimbangkan beban keuangan orang tua. Memaknai momen kelulusan dengan cara yang lebih berarti juga menjadi sorotan penting dalam upaya menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih bermakna bagi siswa. (bud) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO