Bagaimana Interaksi dan Dampak dari Roleplay

Bagaimana Interaksi dan Dampak dari Roleplay Ilustratrasi Bagaimana Interaksi dan Dampak dari Roleplay (canva)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Roleplayer punya cara menarik tersendiri dalam berkomunikasi. Pesan mereka dibuat dengan bahasa sendiri. Bahasa yang digunakan lebih eksklusif atau hanya dapat dimengerti oleh Roleplayer lainnya.

Dalam membuat bahasanya, mereka seringkali menggunakan istilah dan singkatan baru. Tidak ada batasan bagi Roleplayer untuk menemukan atau mencetuskan istilah kata dan singkatan baru. Istilah-istilah tersebut kemudian dapat menjadi populer karena digunakan mereka secara kolektif.

Baca Juga: Aksi Pengeroyokan di Kediri yang Viral di Medsos Berakhir Damai

Beberapa contoh istilah dan singkatan yang seringkali muncul di kalangan Roleplayer : 72H merupakan singkatan dari 72 hour (jam) yang digunakan untuk menyebutkan aktivitas dua Roleplayer yang sedang melakukan pendekatan pada relasi couple. JJKP adalah singkatan dari jomblo-jomblo kebelet pacaran, merupakan istilah yang merujuk Roleplayer yang sedang mencari kekasih. Adapun singkatan SA (secret admirer) untuk Roleplayer yang diam-diam jatuh cinta pada Roleplayer lain. RL singkatan dari real life, RPW singkatan dari Roleplayer World dan masih banyak lagi.

Selain membuat istilah atau singkatan lain, seperti pengguna pada umumnya, mereka menggunakan bahasa imagine. Bahasa ini digunakan agar percakapan mereka tidak hambar alias ada pesan-pesan teks yang berkaitan dengan membayangkan aktivitas gerakan tubuh asli. Seolah-olah merasa dapat bertemu dan kontak fisik secara langsung.

Penulisan pesan imagine diawali simbol (/) sebagai tanda yang telah mereka sepakati. Misalnya /tiduran di sebelah kamu/ memelukmu/ kecup bibir kamu/ mwah. Pola tersebut menggambarkan Roleplayer sedang membayangkan sedang tiduran di sebelah Roleplayer lainnya, memeluknya dan kemudian melakukan kecupan di bibir serta mengatakan mwah.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menonton TikTok Tanpa Mengunduh Aplikasi?

Cara lain untuk Roleplayer berkomunikasi dapat menggunakan gambar atau video. Mereka menggunakan gambar atau video bermaksud lebih menghidupkan lagi bentuk setiap pesan demi menguatkan storyline. Mulai dari menggunakan gambar aktivitas mereka yang berperan sebagai dokter, ia akan mengunggah foto atau video seorang dengan pakaian dokter. Bahkan dengan terbukanya mereka yang membangun storyline sebagai "wanita penggoda" tak segan-segan mengunggah foto bernuansa erotis.

Pornografi di Kalangan Roleplayer

Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa ada peraturan waktu-waktu tertentu mengunggah konten pornografi. Terjadi perdebatan antara Roleplayer yang pro dan kontra terhadap konten pornografi. Dari kubu pro mengatakan bahwa konten pornografi yang diunggah tidak secara langsung merujuk pada identitas asli selebriti atau public figure yang dimanfaatkan wajahnya. Mereka berpendapat foto dan video unggahan sudah banyak tersebar di internet dan hasil foto sudah diedit sehingga tidak dapat mewakili selebriti atau artis tersebut.

Baca Juga: 25 Ucapan Kreatif HUT Kemerdekaan RI ke-79 2024, Pasti Keren Buat WA, TikTok dan Instagram

Sedangkan sisi kontra, beranggapan masih akan dapat mempengaruhi citra yang kurang baik kepada selebriti atau public figure yang wajahnya digunakan. Meskipun yang bersangkutan tidak terlibat di dalamnya. Selain itu, menautkan konten pornografi dapat menjadi bentuk pelecehan. Sependapat dengan itu, seorang selebriti bernama Han Soo Hee dan penyanyi Lee Ji Eun tidak berkenan jika wajah mereka digunakan untuk penyebaran konten berbau pornografi.

Dampak Pergaulan Fiktif Roleplayer

Memang masih terdapat manfaat positif dari perilaku pengguna ini untuk menjadikan dirinya sebagai Roleplayer. Seperti belajar berkomunikasi, mereka merasa mempunyai ruang untuk mengekspresikan diri, terhindar dari pergaulan dunia nyata yang salah, belajar menghargai orang lain, dan merangsang untuk menjadi problem solver.

Baca Juga: Satbinmas Polresta Sidoarjo Edukasi Kenakalan Remaja dan Penggunaan Medsos saat MPLS

Namun setali tiga uang dengan dampak negatif yang memberikan efek candu jika berlebihan, kemudian ditambah fenomena Roleplayer sebagai tempat mereka membangun identitas baru tentunya akan berdampak lebih negatif lagi. Pasalnya jika Roleplayer lebih nyaman dengan identitas barunya, mereka bisa saja kehilangan identitas asli di dunia nyata. Kemudian kehilangan kemampuan bersosialisasi di dunia nyata, mendapatkan kebahagiaan semu, memuaskan hawa nafsu dengan konten pornografinya, hingga nyaman dengan identitas baru dengan segala privilegenya sehingga dapat berpotensi menimbulkan konflik pada diri karena merasa tidak bisa menerima diri mereka. (mrc).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Hanya Gara-Gara Ngebut, Mobil Diteriaki Maling di Jakarta':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO