MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, Kabupaten Mojokerto hingga kini masih eksis di tengah kolapsnya sejumlah perusahaan serupa di tanah air. Ancaman alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dituding menjadi salah satu biang kebangkrutan di level produsen.
Lahan produksi gula di PG yang membawahi Mojokerto, Jombang, Lamongan, dan Gresik terus merosot, sedangkan target produksi gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN) grup mencapai 4,6 juta ton. Produktivitas tebu PG Gempolkrep menurun 15-20 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tanam Pohon Bersama PLN dan Perhutani, Wujud Nyata Kolaborasi Peduli Lingkungan
Pada 2023, tingkat produksi gula berkisar di angka 2,3 juta ton. Untuk menambah lahan produksi, pihak PTPN group harus menambah luasan setidaknya 179.000 hektare.
General Manajer PG Gempolkrep, Edy Purnomo, mengungkapkan pihaknya masih berjuang mengupayakan perluasan lahan produksi, salah satunya dengan bekerja sama dengan pihak Perhutani.
"Untuk mengatasi alih fungsi lahan kami bekerjasama dengan Perhutani. Yakni dengan menggunakan lahan hutan produksi yang waktunya sudah diremajakan sebagai area tanam tebu," ujarnya kepada awak media, Jumat (11/8/2023).
Baca Juga: Dukung Program Ketahanan Pangan, Polsek Kabuh Manfaatkan 4 Hektare Lahan Kosong
Upaya mengejar target swasembada gula ini tidak berhenti di situ, dan pihaknya bekerja sama dengan desa binaan.
"Kan ada lahan bengkok, kita sewa. Selain itu juga kerja sama dengan TNI dan Kejaksaan yang belum dimanfaatkan. Walaupun secara jumlah masih kurang," kata Edy.
Ia menyebut, pihaknya butuh minimal 1.000 hektare untuk mengoptimalkan produksi gula di PG Gempolkrep.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
"Jangka pendek masih bisa terpenuhi. Yang kita siapkan yang jangka panjangnya. Ploting lahan kita siapkan," ucapnya.
Pabrik Gula Gempolkrep adalah unit usaha PT Sinergi Gula Nusantara yang memiliki luas lahan binaan sejumlah 12.331,8 Ha. Jumlah mitra petani binaan 1.582 orang yang terdaftar sebagai anggota di 35 koperasi yang tersebar di 4 kabupaten yaitu Mojokerto, Jombang, Lamongan dan Gresik.
Proses giling tahun 2023 diawali pada tanggal 21 Mei 2023 dan sudah berlangsung sampai saat ini selama 81 hari (58,82 % RKAP) dengan jumlah tebu tergiling 492.845,5 ton (54,79 % RKAP). Target tebu yang akan digiling selama 138 hari sejumlah 899.488,9 ton dengan rendemen 7,28 % dan jumlah gula yang diproduksi 65.585,39 ton. (yep/mar)
Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News