KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, meninjau kondisi air di rumah warga RT 5 RW 2 Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kamis (24/8/2023). Ia didampingi Plt Kepala DLHKP Kota Kediri, Anang Kurniawan; Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Sumedi; Camat Pesantren, Widiantoro; dan Lurah Tempurejo, Oryza Mahendrajaya.
Peninjauan tersebut dilakukan usai warga mengeluhkan kondisi air yang berbau dan licin, bahkan ada beberapa dari mereka yang merasakan gatal saat digunakan untuk mandi. Terdapat 14 rumah warga yang terdampak air berbau ini.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
"Hari ini saya menindaklanjuti temuan warga bahwa ada warga yang melaporkan airnya berbau, akhirnya kita ke Kelurahan Tempurejo. Memang agak unik yang berbau hanya satu deret. Di sini kita lagi melakukan penelitian dan kami juga lagi diskusi ada relawan dari Ecoton yang memiliki persepsi yang sama," urai Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri.
Berdasarkan penelitian sementara yang sudah dilakukan, ia tidak merekomendasikan air tersebut digunakan untuk aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak, ataupun untuk minum. Walaupun menurut hasil laboratorium kadar pH air normal, nitrat/nitrit dan yang lainnya masih di ambang batas.
Mas Abu mengungkapkan, air di daerah Tempurejo ini bisa berbau diduga ada 2 kemungkinan. Pertama kebocoran tangki Pertamina, namun hasil sementara menurut Pertamina tidak ada kebocoran. Lalu, dulunya di belakang rumah warga yang terdampak, ada bekas galian batu bata yang ditimbun dengan sampah.
Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan
Untuk memastikan hal tersebut masih dilakukan penelitian. Solusi sementara dari permasalahan ini, ia menyebut setiap rumah warga yang terdampak diberi tandon air yang akan diisi setiap pagi dan sore oleh DLHKP Kota Kediri.
Salah satu warga yang terdampak, Semi, mengaku bingung karena tiap hari harus menggunakan air, sedangkan air di rumahnya berbau tidak sedap. Sehingga untuk mendapat air bersih harus mencari jauh karena jika beli setiap hari merasa keberatan.
Saat ini, ia sudah tidak menggunakan air di rumahnya untuk aktivitas sehari-hari seperti memasak, mandi, minum dan lainnya. Untuk memasak dan mandi, Semi mengambil air dari rumah mertuanya di Katang, sedangkan untuk minum, mendapat bantuan satu galon tiap harinya.
Baca Juga: ODGJ pun di Kota Kediri Kini Haru Miliki KTP-El, Begini Kisah dan Caranya Petugas Perekaman
"Harapannya permasalahan ini bisa segera tertangani," ucapnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News