KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - SMPN 5 Kota Mojokerto meraih berbagai penghargaan atas aplikasi yang diberi nama Brantas Tuntas (Berita anak terkini, orang tua nyaman, tenang, dan puas), serta Adi Pintar (asesmen diagnostik dan penilaian terpadu hasil belajar).
Kedua aplikasi dari sekolah yang menaungi 735 siswa itu sudah direplikasi sejumlah lembaga pendidikan dari Gresik, Kabupaten Mojokerto, Kediri, Pamekasan, dan Bangkalan. Tak hanya itu, SMKN Konawe, Sulawesi Tenggara, juga mempunyai ketertarikan yang sama dengan mengkloning aplikasi dari SMPN 5 Kota Mojokerto.
Baca Juga: Petakan Potensi Desa, Mendes Yandri: Harus Jadi Supplier Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
Alhasil, sekolah yang dipimpin Nono Purnomo itu kini jadi jujugan sejumlah lembaga pendidikan di tanah air. Terbaru, SMPN 5 Kota Mojokerto mendapat kunjungan dari Pemkab Kulonprogo, Selasa (5/9/2023).
Rombongan yang terdiri dari Kabag Bagian Administrasi Pembangunan, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, ditemui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Mojokerto, Amin Wachid.
Kepala sekolah dan sejumlah guru turut menyambut kedatangan tamu yang menyatakan keinginannya mendongkrak status pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu. Nono mengatakan, Brantas Tuntas mampu mendeteksi posisi anak didik di mana pun berada.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Tangkap Buron Penganiayaan
"Dengan aplikasi yang diunduh di Google Playstore, orang tua yang wajib upload setiba di sekolah. Orang tua juga dapat mengetahui nilai terkini dari hasil ujian di sekolah," ujarnya sembari menyebut Brantas Tuntas telah mendulang penghargaan dari Inovatif Goverment World (IGA) dan Kemendikbudristek.
Sedangkan untuk Adi Pintar yang diapresiasi wali kota, berfungsi memudahkan guru dalam menyusun dan merancang asesmen diagnostik yang efektif dan efisien. Sekaligus sebagai upaya menunjang pembelajaran berdiferensiasi.
"Setiap guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik. Guru dapat memetakan kemampuan siswa yang mempunyai kemampuan cukup dengan Cara memperlakukan siswa yang hanya cukup dengan mendengarkan guru mengajar atau harus dengan pembelajaran secara visual," urai Nono.
Baca Juga: Dikbud Kota Mojokerto Perjuangan Nasib 1.000 Anak Miskin ke Kemendikbudristek
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kota Mojokerto, Amin Wachid, menuturkan bahwa dorongan inovasi lembaga pendidikan di jajarannya diikat dalam perjanjian kinerja yang menyertakan reward bagi sekolah.
"Bu Wali (Kota) punya perjanjian kinerja dengan OPD. Saya juga punya perjanjian kerja dengan sekolah untuk inovasi, fisik sekolah, dan pembelajaran," katanya.
Setiap sekolah, lanjut Amin, dituntut menelurkan satu inovasi yang berguna bagi masyarakat dalam setahun. Tidak harus dalam bentuk teknologi (IT).
Baca Juga: Gus Barra dan Kiai Asep Borong Dagangan, Pedagang Pasar Kutorejo Bersyukur dan Mantap Pilih Mubarok
"Setiap bulan Juli kita evaluasi. Sekolah yang berhasil menelurkan inovasi dalam setiap perlombaan berhak mendapatkan anggaran rehab sekolah sebagai reward, " ucapnya.
Inilah yang menurut Amin akhirnya membuat sekolah berlomba-lomba untuk mendongkrak lembaganya masing-masing. (yep/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News