Jelang Pilwali Surabaya, Demokrat dan PKS Goyang Soliditas Koalisi Majapahit

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pasca menggelar deklarasi, soliditas enam partai politik yang tergabung Koalisi Mojopahit terancam bubar. Pasalnya, komitmen yang dibangun masih sebatas penjajakan politik.

Politisi Partai Demokrat, Ratih Retnnowati, Selasa (30/6) mengungkapkan, dalam dunia politik segalanya bisa berubah setiap saat. “Karena politik kan tidak statis, satu menit saja bisa berubah. Sehingga kami melihat situasi yang ada,” kata Ratih.

Baca Juga: Untuk Cawali Surabaya, Risma Dikabarkan Punya Dua Jago: Ery Cahyadi dan Hendro Gunawan

Apalagi, menurut Wakil Ketua DPRD Surabaya ini, dalam proses penjajakan tersebut masih belum ada langkah konkrit untuk mengusung bakal calon Walikota dan Wakil Walikota.

Ratih menegaskan, figur calon yang diusung Partai Demokrat akan ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat. “Menyoal hal itu bergantung pada arahan dan instruksi DPP yang akan diturunkan nantinya.” tegas dosen Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini. Ia mengaku, seluruh Pengurus dan kader Partai Demokrat siap mematuhi apapun keputusan DPP.

Senada dengan itu, Politisi PKS, Ahmad Suyanto mengakui, kelemahan Koalisi Majapahit adalah belum adanya bakal calon yang diusung. Ketua Fraksi PKS di DPRD Surabaya ini mengaku terbentuknya koalisi bersama enam partai politik, masing-masing Partai Gerindra, PKS, PKB, Golkar, Demokrat dan PAN merupakan dinamika politik dalam menghadapi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya.

Baca Juga: PDIP Minta Mahar Hingga Rp 10 M, Cawawali Surabaya Punya Uang Berapa?

“Ini hanya sekedar dinamika politik yang menunjukkan ternyata ada agregasi (kesatuan) politik tanpa meilihat partainya,” ujar alumnus FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Namun demikian, mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini mengungkapkan, meski berniat mengusung calon sendiri, tapi semua kemungkinan pada akhirnya bisa terjadi dalam arah koalisi nanti, termasuk diantaranya mengarahkan dukungan ke pasangan Risma–Whisnu.

“Koalisi Majapahit nantinya, mungkin saja “ngeblek” (beri dukungan penuh) ke Risma,” kata Ahmad Suyanto. Ia melanjutkan, alasan mengarahkan dukungan ke incumbent, karena pasangan Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana (WS) elektabilistasnya masih tinggi dibandingkan dengan beberapa bakal calon lain. “Saat ini, sulit untuk mengalahkan Bu Risma,” tuturnya singkat. (lan/dur)

Baca Juga: PKB Intruksikan Kader Sosialisasikan Fandi Utomo sebagai Cawali Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO