SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 18 calon wali kota (Cawali) dan calon wakil wali kota (Cawawali) Surabaya mendaftar ke PDIP. Mereka sudah menjalani fit and proper test pada 18 September 2019. Nah, dalam fit and proper test itu, para calon ditanya kemampuan finansialnya.
Gunawan, salah satu cawawali, menuturkan bahwa penguji fit and proper test PDIP itu tidak tanya program sebagai cawawali Surabaya. Tapi seberapa mampu bayar mahar politik. “Pilihannya Rp 1 miliar, Rp 5 miliar, atau Rp 10 miliar. Saya jawab Rp 150 juta,” kata Gunawan yang kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) seperti dikutip Jawa Pos, Selasa (24/9/2019).
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Gunawan mengaku sudah punya program untuk membangun kota Surabaya, yaitu green, modern, dan humanity. Tapi program yang sudah dibuat jauh hari itu tak tersampaikan karena penguji fokus tanya soal kemampuan finansial.
Lalu bagaimana tanggapan PDIP? Armuji, kader PDIP yang juga mendaftar sebagai cawawali mengungkapkan bahwa dirinya juga ditanya soal dana. Menurut dia, permintaan mahar itu bukan hal yang aneh. Sebab untuk pilwali butuh dana besar. Ia menyebut biaya saksi saja mencapai Rp 3,5 miliar. Dana itu baru untuk honor, belum biaya pelatihan.
Begitu juga biaya kampanye. Menurut dia, untuk menyosialisasikan program satu titik dengan mengumpulkan 50 orang butuh Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Belum lagi biaya tim sukses, tim survei, alat peraga, dan sebagainya.
Baca Juga: Ikhtiar Ketuk Pintu Langit, Khofifah Hadiri Shalawat Akbar Bersama Ribuan Masyarakat Gresik
Mantan ketua DPRD Kota Surabaya itu menjelaskan bahwa untuk pilwali sekelas kota Surabaya, satu calon bisa menghabiskan dana Rp 50 miliar. Dan itu tak mungkin dibiayai partai.
Lalu para cawali dan cawawali yang ramai-ramai mendaftar ke PDIP itu punya uang berapa?
Nah, ini yang unik. Ternyata banyak yang tak punya uang. Salah seorang anggota tim sukses calon wakil wali kota yang ikut mendaftar ke PDIP terang-terangan kepada BANGSAONLINE.com bahwa calon yang ia dukung tak punya uang.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
“Gak punya dana sama sekali,” kata pria itu kepada BANGSAONLINE.com. “Saya juga heran kok dia semangat sekali. Padahal sudah saya kasih tahu bahwa nyalon wakil wali kota itu butuh modal besar,” katanya bingung.
Ia menuturkan bahwa cawawali yang ia dukung itu mengklaim akan didukung seorang pejabat negara. Namun ia sendiri pesimistis mendapat dukungan dari pejabat tersebut. Apalagi soal dana.
Tapi kok Anda mendukung? “Saya dijemput terus, kan gak enak,” katanya tersenyum kecut. (tim)
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News