KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dugaan bullying yang dilakukan oknum guru SMPN 2 Kras, Kabupaten Kediri, terhadap salah satu siswinya berbuntut panjang. Beredar kabar, bahwa LSM dan jurnalis yang mendampingi orang tua korban dugaan bullying dituding melakukan pemerasan hingga puluhan juta rupiah.
Mewakili Aliansi LSM Kediri, Basuki, menampik tuduhan itu dan menyatakan pernah bertemu dengan pihak sekolah. Saat itu, pihaknya tidak bicara terkait angka dan SMPN 2 Kras ingin menyelesaikan persoalan ini secara musyawarah dan kekeluargaan.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
"Bila pihak sekolah minta permasalahan ini diselesaikan dengan musyawarah, maka akan didatangkan pihak korban. Kami lalu datang lagi bersama korban dan orang tuanya. Setelah dilakukan musyawarah, ternyata tidak menemukan titik temu," ujarnya, Rabu (4/10/2023).
"Jadi bila diluar beredar, bahwa ada LSM dan jurnalis telah melakukan pemerasan, itu tidak benar sama sekali. Itu adalah pernyataan sepihak. Mestinya pihak lain juga diklarifikasi. Jadi saya membantah keras telah terjadi dugaan pemerasan tersebut," imbuhnya.
Dedik Tri Prastyawan selaku orang tua korban bullying mengatakan, pihaknya menuntut agar Disdik Kabupaten Kediri menjatuhi sanksi tegas berupa pemecatan kepada pelaku bullying, serta menonaktifkan Kepala SMPN 2 Kras.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Ia menceritakan, awalnya pada tanggal 20 September 2023 lalu, anaknya (korban dugaan bullying) pulang sekolah nangis. Ketika ditanya, anaknya tidak mau jawab. Karena tidak mau menjawab, lanjutnya, ia lalu minta tolong adiknya untuk bertanya.
"Akhirnya adik saya yang nanya, anak saya bercerita katanya dikata-katai (oleh oknum guru) dengan kata-kata tidak senonoh. Mendengar itu, saya marah, saya langsung mendatangi rumah oknum guru tersebut tapi yang bersangkutan tidak ada di rumah," tuturnya.
Karena tidak bertemu dengan oknum guru yang diduga telah melakukan bullying terhadap anaknya, Dedik mengaku lalu berkonsultasi dengan kawan-kawan LSM dan besoknya ke sekolah. Sebenarnya, pihak sekolah sendiri yang minta agar masalah ini diselesaikan dengan baik -baik.
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
"Waktu itu pihak sekolah juga menawarkan kompensasi. Tapi karena saat itu saya sedang marah, maka semuanya saya serahkan kepada kawan-kawan (LSM) yang mendampingi saya," katanya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui dan mendengar, ada LSM dan jurnalis yang diduga melakukan pemerasan hingga puluhan juga.
"Kalau soal itu, saya tidak mengetahui," ucapnya.
Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa
Sementara itu, Kepala Disdik Kabupaten Kediri, Mokh. Muhsin, menyatakan tidak pernah memberikan informasi terkait dengan dugaan pemerasan yang dilakukan oleh orang yang mengaku dari LSM dan jurnalis, seperti kabar yang selama ini beredar.
"Saya tidak pernah memberi keterangan atau informasi terkait adanya dugaan pemerasan tersebut. Jadi sebaiknya, tanya kepada pihak yang memberi keterangan," ujarnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News