"Saat ini dunia tidak baik ada situasi perubahan iklim yang kita rasakan pagi pagi terasa panas sekali perubahan iklim ini tentunya dapat merubah tatanan lingkungan. Suasana panas ini kita jadikan sebuah intropeksi bagaimana menata perubahan dunia, perubahan iklim kedepannya sehingga kita semakin mencintai lingkungan yang kita miliki,” imbuhnya.
Adi juga menyampaikan soal perubahan teknologi digital yang merubah tatanan kehidupan sosial, ekonomi, masyarakat dan juga politik serta hukum.
“Ketika ada perubahan teknolgi digital dunia ibarat global village desa kecil kita sudah masuk pada globalisasi sehingga yang kita rasakan adanya saling ketergantungan kejadian diluar sana yang akan berpengaruh pada negara kita tentunya harus kita sikapi dengan meningkatkan kwalitas santri, meningkatkan kwalitas Indonesia karena santri santrilah masa depan bangsa Indonesia,” paparnya.
Ia pum mengingatkan bahwa hari ini sudah memasuki tahun politik sehingga kita harus menyadari, pesta demokrasi bukan tujuan. Namun, Pemilu sebagai sarana untuk memilih pemimpin untuk mensejahterakan rakyat.
“Mari kita jaga persatuan kesatuan sebagaimana para pendiri bangsa yang dulu berlatar belakang berbeda beda menyatakan satu tekad yaitu kemerdekaan Indonesia dan menjaga keutuhan NKRI,” pungkasnya.
Selain wakil wali kota, upacara juga dihadiri, Seketaris Daerah Kota Pasuruan, Ketua PCNU, Ketua MUI, Ketua ROIS, Forkopimda, Muslimat, Fatayat dan diikuti santri Pondok Pesantren Bayt Alhikmah. (par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News