SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Sebayak 62 desa di Sampang mengalami krisis air bersih saat kemarau panjang tahun ini. Sebagian masyarakat terpaksa menggunakan air keruh untuk digunakan mencuci dan mandi.
Puluhan daerah itu tersebar di 6 kecamatan, oleh karena itu sebagain masyarakat bergantung suplai air bersih dari pemerintah daerah setempat. Akan tetapi, pemerintah belum menganggarkannya melalui APBD.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang, Moh Imam, membenarkan bahwa pihaknya belum mendistribusikan air bersih ke desa yang mengalami kekeringan air bersih dari APBD. Ia tidak menampik telah mengusulkannya dan saat ini dalam pembahasan banggar.
"Usulan BPBD itu melalui APBD perubahan dan semoga segera disahkan," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (25/10/2023).
Menurut dia, sebelumnya BPBD Sampang telah mendistribusikan air bersih dari Pemprov Jatim kepada 62 desa terdampak kekeringan. Pihaknya berharap, Pemkab Sampang bisa segera mendroping air bersih untuk masyarakat.
Baca Juga: Peningkatan Jalan Batuporo Timur-Gunung Eleh Rampung Lebih Cepat
"Kalau bantuan yang dari Pemprov Jatim sudah dan tinggal menunggu dari pemkab saja," tuturnya.
Sementara itu, menurut salah satu anggota Banggar DPRD Sampang, Alan Kaisan, dokumen perubahan APBD 2023 dari Pemprov Jatim baru saja turu dan segera mungkin akan dibahas di tingkat Banggar.
"Banggar akan membahasnya dan jika tidak ada koreksi segera mungkin dalam minggu ini bantuan air bersih terealisasi," katanya. (tam/mar)
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News