BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tinggal beberapa hari ke depan, para pengrajin jajanan tradisonal di Bojonegoro terus mengebut pembuatan makanan ringan khas Kota tersebut atau yang biasa disebut Ledre. Wiji Ismuni (43), warga Dukuh Kalangan, Desa/Kecama Padangan, Bojonegoro misalnya, sejak awal Ramadan lalu dia terus memproduksi jajanan untuk dijual saat lebaran.
Saat ditemui di rumahnya dia menjelaskan, sejak memasuki bulan Ramadan, dia bekerja lebih giat membuat bermacam jajanan tradisional seperti keripik pisang, ledre, dan gapit gulung. Ia sibuk membuat jajanan itu di sebuah dapur berukuran 4 x 5 meter yang ada di samping rumahnya.
Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
"Pesanan jajanan seperti keripik pisang, ledre, dan gapit gulung meningkat dua kali lipat dari hari-hari biasa. Saya harus bekerja ekstra untuk melayani pesanan-pesanan itu,” ujar Wiji Ismuni sambil terus mengaduk gorengan keripik pisang yang mulai berwarna kuning kecokelatan.
Wiji Ismuni sudah menekuni usaha sebagai perajin jajanan tradisional sejak 24 tahun yang lalu. Dukuh Kalangan sejak dulu memang dikenal sebagai sentra perajin ledre. Namun, dalam beberapa tahun terakhir perajin jajanan ledre itu banyak berkurang seiring menurunnya permintaan ledre.
Dalam sehari, Wiji bisa membuat ledre sebanyak 15 bungkus dengan masing-masing bungkus itu berisi 20 biji ledre. Harga jual jajanan tradisional yang dibuat oleh Wiji Ismuni juga terjangkau. Untuk ledre misalnya, per bungkus dijual seharga Rp10.000.
Baca Juga: Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM
Jajanan yang berbahan dasar pisang raja ini kini semakin berkembang dengan munculnya berbagai macam rasa seperti rasa susu, rasa cokelat, rasa vanila dan lainnya.
Sedangkan untuk keripik pisang, Wiji menjualnya seharga Rp 50.000 per kilogramnya. Keripik pisang ini memang agak mahal karena bahan bakunya yaitu buah pisang raja dan pisang sobo yang harganya di pasaran sekitar Rp100.000 sampai Rp150.000 per tundun. Itu pun terkadang sulit mencari pisang kalau mendekati Lebaran seperti sekarang.
Jajanan tradisional bikinan Wiji Ismuni ini banyak diminati oleh masyarakat. Pelanggannya kebanyakan berasal dari daerah Padangan, Cepu, Blora, Jawa Tengah, Bojonegoro, bahkan dari Jakarta. Jajanan tradisional ini disukai karena pembuatannya alami dan tidak mengandung bahan pengawet seperti halnya jajanan yang banyak beredar di pasaran. (nur/rvl)
Baca Juga: Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News