SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil memborong dua gelar di acara International Science and Invention Fair (ISIF) setelah bersaing dengan 32 negara.
Lima mahasiswa itu menyabet dua penghargaan dari acara yang digelar di Bali 9-10 November 2023.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Mereka adalah Amadeo Lemuel (FTMM), Jihan Aura (Pengobatan Tradisonal), Talitha Amelia T (Kedokteran), Thoriq Hibatullah (Vokasi), dan Muhammad Esa Erlang S (Kedokteran Hewan).
Produk kesehatan yang mereka usung adalah Micro Parem Patch. Sebuah parem dengan bahan obat tradisional untuk pengobatan Osteoarthritis.
Inovasi parem yang dikembangkan oleh lima mahasiswa itu diklaim ampuh untuk terapi pengobatan radang sendi Osteoarthritis. Khususnya pada lansia.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Penyakit degeneratif kronik ini dapat mengakibatkan kesulitan berjalan, membungkuk, berdiri, hingga menyebabkan kecacatan sendi.
“Latar belakang inovasi ini bermula dari pencarian alternatif osteoartritis, yaitu penyakit degeneratif kronis pada tulang rawan sendi lansia. Penyakit ini cukup dominan menyebabkan kecacatan sendi,” kata perwakilan kelompok, Jihan Aura dalam keterangannya (13/11/2023).
Teknik pengobatan parem ini yakni microneedle. Pengobatan melalui kulit dengan panjang berikuran µm (mikrometer).
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
Sehingga pengobatan hanya cukup menempelkan ke kulit. Bebas rasa nyeri, dan obat lebih mudah dikonsumsi.
“Microneedle merupakan sistem pengantaran obat dengan jarum yang berukuran mikrometer. Jarum sediaan microneedle hanya menembus epidermis sehingga tidak menimbulkan rasa sakit,” terang Jihan.
Sebenarnya, pengobatan untuk osteoartritis telah ada, misalnya berupa NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs) dan glukokortikoid.
Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University
Namun sayangnya, pengobatan ini mengakibatkan efek samping. Di sistem peredaran darah, jantung dan pencernaan (lambung).
Namun, Microneedle yang berbahan dasar logam akan menimbulkan limbah berbahaya setelah penggunaan.
Untuk itu, Jihan bersama tim menggabungkan patch microneedle dengan kitosan dan jahe merah sebagai alternatif.
Baca Juga: Gala Dinner Pimnas ke-37 Unair, Pj Gubernur Jatim Komitmen Dukung Perkembangan Perguruan Tinggi
Dalam hal ini Kitosan terpilih sebagai bahan dasar karena biodegradable dan tidak sitotoksik.
Gagasan patch microneedle dari kitosan dan jahe merah yang ia usung sukses mengantongi medali emas ISIF dan special award dari Malaysian Innovation Invention Creativity Association.
“Alhamdulillah, kami berhasil meraih dua gelar. Dari ISIF kami mendapat medali emas dan kami juga mendapatkan special award dari Malaysian Innovation Invention Creativity Association,” ungkapnya.
Baca Juga: AHY Raih Gelar Doktor dari Unair, Khofifah Yakin Bakal Bawa Kebaikan Bagi Bangsa
Sebelumnya, Micro Parem Patch juga lolos pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemdikbud-Ristek RI.
Jihan pun mengungkapkan kiat-kiat yang sudah dilakukan timnya hingga berhasil menyabet dua penghargaan.
“Kiatnya adalah optimis, jangan pesimis. Kemudian kerja keras, meski sibuk urusan kuliah namun tetap bisa manage waktu dan tidak menyerah di tengah jalan," jelasnya.
Baca Juga: Resmi Bergelar Doktor, Ada SBY hingga Khofifah di Sidang Terbuka AHY
Dan yang terakhir adalah memperluas wawasan untuk mempermudah dalam menemukan inspirasi, inovasi, dan ide-ide,” pungkasnya. (van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News