REMBANG, BANGSAONLINE.com – KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) adalah ulama yang bisa menempatkan diri dalam hiruk pikuk politik Pemilihan Presiden (Pilpres). Berbeda dengan kiai-kiai lainnya yang larut dalam dukung-mendukung Capres-Cawapres, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, itu istiqamah menjaga muru’ah keulamaanya.
Tak aneh, jika banyak masyarakat minta fatwa tentang pemilu yang akan berlangsung Rabu 14 Februari besok, pada ulama yang aktif menulis puisi penuh satire itu.
BACA JUGA:
- Bawaslu Kota Batu Beberkan Langkah Tangani Politik Uang di Pemilu 2024
- Khofifah Ajak Rajut Kembali Persaudaraan Pascaputusan MK soal Pilpres 2024
- Jamaah Religi Al Fatimah dan Zahrotul Jannah Surabaya Minta Semua Pihak Sebarkan Pesan Damai
- Serahkan Santunan ke Keluarga Petugas TPS yang Gugur, Mas Adi: Mereka Pahlawan Demokrasi
"Banyak yang minta fatwa kepadaku, "Nanti milih siapa?" tulis Gus Mus di akun pribadinya di Twitter (kini X).
“Maklum semua calon, masing2 punya kelebihan dan kekurangan. Lagi pula masing2 punya pendukung tokoh2 yang berpengaruh. Jadi kukatakan kepada yang minta fatwa: Istafti qalbak. Tanyakan saja kepada Nuranimu," tulis Gus Mus.
Di tempat berbeda, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu juga mengajak masyarakat Indonesia untuk memilih capres-cawapres dan caleg dengan akal dan hati nurani.
"Memilih pemimpin itu harus dengan akal dan nurani," tutur Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Senin (12/2/2023).
Gus Mus menjelaskan bahwa semua calon yang ada mesti dipertimbangkan, karena masing-masing sudah punya rekam jejak yang bisa dipelajari.