Dinkes Kota Batu Anggap Fogging Tak Cukup Efektif Cegah DBD, Masyarakat Diminta Lakukan Hal ini

Dinkes Kota Batu Anggap Fogging Tak Cukup Efektif Cegah DBD, Masyarakat Diminta Lakukan Hal ini Ilustrasi fogging atau pengasapan untuk mencegah perkembang biakan nyamuk (dok. Ist)

KOTA BATU,BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu menilai, Fogging atau pengasapan yang dilakukan untuk mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue () secara keseluruhan di Kota Batu tidak efektif. 

Pasalnya, hanya membunuh dewasa dan tetap menyisakan telur dan jentik atau larva. 

Baca Juga: Peringati HKN ke-60, Dinkes Kota Batu Luncurkan Program Integrasi Layanan Primer

Selain itu, juga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan menjadi resisten atau kebal terhadap insektisida, sehingga pengasapan yang dilakukan akhirnya sia-sia.

"Ya, pemberantasan dewasa yang dilakukan lewat ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan secara keseluruhan. Karena hanya membunuh dewasa sehingga tetap menyisakan telur dan jentik atau larva. Selain itu, juga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan menjadi resisten terhadap insektisida, sehingga pengasapan yang dilakukan akhirnya sia-sia," ujar dr. Suzana Indahwati, Kabid Pencegahan Penularan Penyakit dan Penanggulangan Bencana , Minggu (10/24).

Dijelaskan, juga dapat mencemari lingkungan. Itu sebabnya harus disertai dengan upaya pencegahan penyakit lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti.

Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-60, Dinkes Kota Batu Bidik Sekolah Gelar Aksi Bergizi

"Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas PSN dengan 3M Plus. Yang menjadi sasaran kegiatan PSN 3M adalah semua tempat potensial perkembangbiakan Aedes, antara lain tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA) dan tempat penampungan air alamiah," terangnya.

Ditambahkan, PSN 3M dilakukan dengan cara menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1). 

K edua, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/ tempayan, dan lain-lain (M2). 

Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Sapa Warga Oro-Oro Ombo

Ketiga, memanfaatkan atau mendaur ulangn barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).

"PSN 3M harus diiringi pula dengan kegiatan Plus lainya, antara lain : mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali. Juag memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak, serta menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-lain)," jelasnya.

Masyarakat juga diimbau menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air. 

Baca Juga: Cegah Penyebaran Infeksi Berbahaya, Dinkes Kota Batu Sosialisasikan PIE

Selain itu juga dapat memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air, serta memasang kawat kasa dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

Diungkapkan pula bahwa Keberhasilan kegiatan PSN 3M antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan dapat dicegah atau dikurangi. (asa/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Terbukti! Cara ini Basmi Kecoa di Mobil Anda':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO