KOTA BATU,BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu menilai, Fogging atau pengasapan yang dilakukan untuk mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) secara keseluruhan di Kota Batu tidak efektif.
Pasalnya, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan tetap menyisakan telur dan jentik atau larva.
Baca Juga: Jumlah Penderita Kanker di Kota Batu Memprihatinkan, Dinkes Ajak Perempuan Lakukan Deteksi Dini
Selain itu, fogging juga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten atau kebal terhadap insektisida, sehingga pengasapan yang dilakukan akhirnya sia-sia.
"Ya, pemberantasan nyamuk dewasa yang dilakukan lewat fogging ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan DBD secara keseluruhan. Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa sehingga tetap menyisakan telur dan jentik atau larva. Selain itu, fogging juga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida, sehingga pengasapan yang dilakukan akhirnya sia-sia," ujar dr. Suzana Indahwati, Kabid Pencegahan Penularan Penyakit dan Penanggulangan Bencana Dinkes Kota Batu, Minggu (10/24).
Dijelaskan, fogging juga dapat mencemari lingkungan. Itu sebabnya fogging harus disertai dengan upaya pencegahan penyakit DBD lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti.
Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Dinkes Bersama TP PKK Kota Batu Gelar Deteksi Dini Kanker Serviks
"Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas PSN dengan 3M Plus. Yang menjadi sasaran kegiatan PSN 3M adalah semua tempat potensial perkembangbiakan nyamuk Aedes, antara lain tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA) dan tempat penampungan air alamiah," terangnya.
Ditambahkan, PSN 3M dilakukan dengan cara menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1).
K edua, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/ tempayan, dan lain-lain (M2).
Baca Juga: Persiapan Apoteker Hadapi Tantangan dan Peluang Obat Digital di Era Globalisasi
Ketiga, memanfaatkan atau mendaur ulangn barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
"PSN 3M harus diiringi pula dengan kegiatan Plus lainya, antara lain : mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali. Juag memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak, serta menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-lain)," jelasnya.
Masyarakat juga diimbau menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
Baca Juga: Fakta Buah Pare, Mampu Gugurkan Kandungan Hingga Sebabkan Impotensi?
Selain itu juga dapat memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air, serta memasang kawat kasa dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
Diungkapkan pula bahwa Keberhasilan kegiatan PSN 3M antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. (asa/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News