Luhut Usir Pengeritik Pemerintah dari Indonesia, Waketum MUI: Luhut yang Harus Diusir

Luhut Usir Pengeritik Pemerintah dari Indonesia, Waketum MUI: Luhut yang Harus Diusir Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: istimewa/detik.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, kembali menuai kecaman. Menteri kepercayaan Presiden Jokowi itu dikecam para tokoh karena Luhut minta pengeritik pemerintah pindah dari Indonesia.

Seperti dibertakan media, dalam acara business matching 2024 di Bali, Kamis (7/3/2024) lalu, Luhut meluapkan kekeselannya kepada pengkritik pemerintah, termasuk mantan pejabat era Jokowi.

Baca Juga: Puisi Prof Dr 'Abd Al Haris: Pimpin dengan Singkat, Gus Dur Presiden Penuh Berkat

"Saya berharap kita semua bangga menjadi bangsa Indonesia. Kita kritik bangsa kita, tapi kritik yang membangun. Jangan kritik merasa semuanya jelek. Kalau jelek, pindah saja kau dari Indonesia," kata .

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganggap Luhut otoriter.

"Bila itu yang terjadi maka berarti Luhut sudah menggeser negeri ini dari negeri yang menjunjung tinggi dan musyawarah menjadi negara otoriter, anti kritik, dan anti reformasi," ujar .

Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan

Menurut dia, seharusnya Luhut sebagai pemimpin tahu bahwa pemerintah memerlukan kritik. Agar memiliki perspektif sehingga dapat menemukan dan melakukan sesuatu yang lebih baik, dan terbaik bagi negara dan bangsa.

Tapi Luhut justru menggiring pemerintahan menjadi absolut. Ini sangat bertentangan dengan jiwa, nilai, dan semangat negara .

"Jika masih perlu ada kata angkat kaki dan kata usir-mengusir, maka yang harus angkat kaki dan harus diusir dari negeri ini, bukannya para pengkritik pemerintah, tapi Luhut sendiri. Tetapi, apakah hal itu baik bagi kepentingan bangsa dan negara kita? Terserah kepada kita semua untuk menjawabnya," tegas dikutip Inilah.com.

Baca Juga: Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari

Sementara Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, justru teringat ucapan Presiden ke-4, KH Abdurrahman Wahid ().

"Mendadak teringat dikritik apa saja santai," tulis Adi Prayitno dikutup fajar.co.id dari unggahannya di X, Jumat (16/3/2024).

Adi Prayitno mencatat bahwa pemerintah saat ini menanggapi kritik dengan berbeda. Seperti yang dilakukan Luhut. "Sekarang yang ngeritik disuruh pergi dari negara ini," ujarnya.

Baca Juga: Kang Irwan Dukung Mbah Kholil, Kiai Bisri dan Gus Dur Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional

Menurut dia, memang bersisik. Warga bebas mengkritik pemerintah.

"Demokrasi itu memang brisik. Rakyat bebas kritik pemimpin," tulisnya lagi.

Ia menyentil Luhut yang menanyakan kontribusi pengkritik pada negara sebelum mengkritik.

Baca Juga: Sowan ke Tokoh Agama GKJW di Balewiyata Malang, Khofifah Napak Tilas Perjuangan Gus Dur

"Ga perlu ditanya sudah bantu apa buat negara. Boleh nanya balik? kau sendiri sudah berbuat apa untuk negara?" tulis Adi Prayitno mempertanyakan kontribusi Luhut terhadap negara.

Senada dengan Adi Prayitno, Faizal Assegaf juga mengecam Luhut. Menurut dia, Luhut hanya omong besar dan sok jagoan.

"Mulut besar Luhut karena posisinya di lingkar kekuasaan. Di sana, semua pertunjukan sok arogan dipamerkan. Pak tua yang merasa paling perkasa. Padahal cuma numpang kuasa disecuil kekuasaan lokal," katanya di akun Twitter yang kini berujah menjadi X.

Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad

"...katanya dia mengancam para pengkritik diusir dari Indonesia? Bilang sama Luhut, jangan sok jagoan dan arogan," tulisnya lagi.

Menurut dia, ada waktunya mereka jauh lebih gusar. "Semakin hari pertunjukan kalian telah terbaca. Pelan atau cepat, mulai memasuki orbit pertarungan ideologis. Kami paham watak & ideologi mu...!," tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Agama Sama? Ini Kata Gus Dur':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO