Petaka Moral Risywah di Muktamar NU, Inilah Orang Pertama yang Melakukan

Petaka Moral Risywah di Muktamar NU, Inilah Orang Pertama yang Melakukan Prof Dr KH Imam Ghazali Said MA dan M. Mas'ud Adnan dalam Podcast BANGSAONLINE di kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE Jalan Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Foto: bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Risywah atau uang sogok merupakan malapetaka moral bagi organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Karena selain melanggar syariat Islam juga menghalangi NU memiliki pemimpin berkualitas dan bermoral.Bahkan risywah inilah yang telah menghancurkan moral para kader NU. Ironisnya, risywah selalu terjadi dalam Muktamar NU belakangan ini.

Lalu siapa pelaku pertama risywah di dalam Muktamar NU?

“Abu Hasan,” tegas Prof Dr KH Imam Ghazali Said MA, dalam Podcast BANGSAONLINE yang dipandu M. Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.

Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu menjelaskan bahwa risywah pertama terjadi saat Muktamar ke-29 di Cipasung Jawa Barat pada 1 – 5 Desember 1994.

“Sebelumnya tak pernah ada risywah di Muktamar NU,” tegas Kiai Imam Ghazali Said.

Saat itu, tutur Kiai Imam Ghazali Said, Abu Hasan merupakan calon ketua umum PBNU yang diback up penguasa Orde Baru, terutama Presiden Soeharto. Abu Hasan yang sebelumnya tak pernah dikenal dikenal oleh orang NU tiba-tiba muncul sebagai kandidat ketua umum PBNU melawan Gus Dur.

Meski Abu Hasan tidak dikenal sebagai tokoh NU tapi ia kemudian tampil dan nyaris memporakporandakan NU. Menurut Kiai Imam Ghazali Said, ia mendapat suara cukup signifikan karena memakai risywah atau uang sogok yang digelontor oleh pemerintahan Soeharto.

“Jadi dia inisiator risywah,” kata Kiai Imam Ghazali Said sembari tertawa.

Saat itu Soeharto - dikenal sebagai presiden otoriter dan represif - kesal terhadap Gus Dur karena cucu Hadratussyaikh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari itu sering mengeritiknya. Soeharto kemudian mencari cara untuk menyingkirkan Gus Dur dari NU. Padahal Gus Dur sangat mengakar kuat di akar rumput NU.

Tapi Allah SWT masih menjaga NU. Gus Dur tetap menang dalam pemilihan ketua umum PBNU, meski uang haram berseliweran di Muktamar NU. Bahkan berbagai rekayasa dan intimidasi yang dilakukan aparat pun tak mempan melawan kecintaan warga NU kepada Gus Dur. Ya, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua umum PBNU untuk ketiga kalinya.

“Sejak itulah risywah di Muktamar NU terjadi sampai sekarang,” tutur Kiai Imam Ghazali Said.

Lalu bagaimana dengan KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf? Apakah mereka juga melakukan risywah untuk meraih posisi Rais Aam dan ketua Umum PBNU? Silakan tonton Podcast BANGSAONLINE di channel YouTube. Tapi jangan lupa, mohon bantuannya untuk disubcribe dan like ya