BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Pascakerusuhan di lokasi proyek minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip, Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, hingga kini aktivitas di proyek negara itu belum normal. Ribuan pekerja terutama yang bekerja di lokasi proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi Engineering, Procurement, and Constructions (EPC-1) Banyu Urip Blok Cepu belum masuk kerja.
Pos-pos pantau di pintu akses masuk jembatan layang (fly over) menuju ke lokasi proyek migas Banyu Urip tampak tidak dijaga. Hanya pos pantau di sebelah timur yang dijaga petugas untuk memeriksa kendaraan yang akan masuk ke lokasi proyek. Sementara, alat berat seperti bakhoe tampak dibiarkan di lokasi. Pengerjaan pengurukan dan perataan batu dan tanah juga tampak dihentikan.
Baca Juga: Terganggu Aktivitas Well Test, Warga Ngambon Bojonegoro Demo Pertamina
Kondisi di dalam lokasi proyek migas Banyu Urip tampak lengang tidak seperti biasanya. Hanya ada beberapa pekerja yang memakai seragam dan helm proyek menggarap bangunan di dekat lokasi Fly Over. Sedangkan, penjagaan di pintu masuk lokasi proyek yang dikelilingi pagar besi itu tampak lebih diperketat.
Menurut Sumali, 32, pekerja EPC 1 Proyek Banyu Urip, mengatakan, setelah kejadian insiden kerusuhan di lokasi proyek Banyu Urip pada Sabtu (01/08) kemarin, para pekerja sejak Minggu (02/08) hingga Senin (03/08) belum masuk kerja. “Ada ribuan pekerja yang kini tidak bekerja sejak insiden kerusuhan itu,” ujarnya.
Sumali menuturkan, ribuan pekerja yang belum masuk kerja ini menggarap proyek fasilitas produksi minyak mentah di dalam lapangan migas Banyu Urip Blok Cepu. Sedangkan, beberapa pekerja yang terlihat masih masuk kerja adalah pekerja yang menggarap pembangunan perkantoran dan mess karyawan.
Baca Juga: 200 Pemuda Ring 1 Blok Cepu Gelar Demo, Ini Beberapa Tuntutannya
"Kami belum tahu sampai kapan akan libur. Kami masih menunggu kabar dari perusahaan kapan mulai kerja,” ujar pekerja lokal Bojonegoro ini.
Ia mengatakan, para pekerja dari luar daerah seperti dari Cilacap, Pati, Rembang, Blora banyak yang memilih pulang untuk sementara ke kampung halamannya sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Sedangkan, pekerja dari luar pulau Jawa terpaksa tinggal di rumah kontrakan dan kos sambil menunggu dimulainya pekerjaan.
"Kami berharap bisa segera masuk kerja lagi. Akan tetapi, ada perbaikan aturan kerja dan kesepakatan yang tidak merugikan pekerja,” ujarnya.
Baca Juga: Ratusan Umat Islam di Bojonegoro Juga Gelar Demo Ahok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News