Aura Kekuasaan Jokowi Meredup, Ini Dua Indikatornya

Aura Kekuasaan Jokowi Meredup, Ini Dua Indikatornya Presiden Joko Widodo. Foto: merdeka.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lengser pada 20 Oktober 2024. Itu pun jika tak ada peristiwa politik krusial yang menjatuhkan dia di tengah jalan.

Tapi aura kekuasaan Jokowi sudah meredup. Apa indikatornya? Indikator pertama bisa kita lihat pada sikap para ketua umum partai politik yang mulai tak patuh pada Jokowi. Ini tampak sekali pada manuver politik yang dilakukan Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia () Jeffrie Geovanie.

Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai

Ia mengusulkan Jokowi dijadikan Ketua Koalisi Barisan yang membawahi ketua-ketua umum parpol pendukung Prabowo-Gibran.

Tapi usulan itu tak digubris oleh para pimpinan parpol. Padahal, adalah partainya Jokowi. Ketua umumnya juga putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep. Bahkan kabarnya Jokowi juga sempat “menjamin” dan “sesumbar” akan lolos ke Senayan.

Tapi para pimpinan partai politik pura-pura tak dengar terhadap usulan . Bahkan Partai yang selama kampanye pilpres disebut-sebut sebagai “anak emas” Jokowi - sehingga diberi wewenang untuk memimpin pembagian bantuan sosial (bansos) - tak merespons positif. Padahal suara naik signifikan juga diduga karena “dibantu” Jokowi. Terutama soal bansos.

Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden

Sikap ini menarik. Karena sebelum Pilpres berlangsung, Ketua Umum sami’na wa'atha’na pada Jokowi. yang semula sempat bertemu elit PDIP untuk mendukung Ganjar Prabowo sebagai calon presiden, langsung balik kanan mendukung Prabowo-Gibran ketika “ditegur” Jokowi.

Saat itu Jokowi memang sakti. Ia punya senjata “kasus hukum” yang sewaktu-waktu bisa menekuk ketua parpol yang coba-coba melawan atau tak mengikuti kemauan politiknya. Termasuk .

Menteri Koordinator bidang Perekonomian RI itu sempat diperiksa kejaksaan agung selama 12 jam dalam kasus minyak goreng. Ia pun langsung sendiko dawuh terhadap Jokowi. Tanpa berpikir panjang ia langsung mendukung Prabowo-Gibran.

Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin

Indikator kedua terkait keinginan Jokowi jadi ketua umum . Sebagian petinggi “mempersilakan” Jokowi memilih jabatan tertinggi, baik sebagai Ketua Umum maupun Ketua Dewan Pembina .

Namun geng dan M Jusuf Kalla justru menolak keras, baik secara terang-terangan maupun secara sarkastis yang intinya menghalau Jokowi agar tak intervensi ke dalam .

Bahkan secara tegas menyatakan bahwa Musyawarah (Munas) Partai tetap akan diselenggarakan Desember 2024. Menurut dia, tidak ada sesuatu yang mendesak yang mengharuskan adanya munas yang dipercepat atau munas luar biasa.

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

Ini berarti secara terang-terangan menghalau Jokowi agar tak usah bermimpi jadi ketua umum . Sebab jika Munas tetap sesuai jadwal yaitu Desember, berarti gerakan politik orang-orang kepercayaan Jokowi di gagal total.

Jokowi punya peluang jadi ketua umum jika Munas dimajukan sebelum tanggal 20 Oktober 2024. Yaitu ketika Jokowi masih menjabat presiden. Lepas dari tanggal dan bulan Oktober tersebut, nasib Jokowi amblas di .

Siapa orang Jokowi di ? Antara lain Bahli Lahadalia, Menteri Investasi Indonesia. Ia menjadi salah satu kandidat ketua umum .

Baca Juga: Siapkan Atribut, Anis Galang Dukungan Jadi Calon Ketua DPD Golkar Gresik

Kalau Bahlil lolos menjadi ketua umum , maka Jokowi bisa masuk kepengurusan . Bahkan bisa jadi diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina yang pada Orde Baru dijabat Presiden Soeharto.

Orang Jokowi lainnya di adalah Agus Gumiwang Kartasasmita yang kini menjabat Menteri Perindustrian. Tapi peluang Bahlil dan Agus Gumiwang untuk menjadi ketua umum sangat tipis. 

Yang menguat adalah . Bahkan para pengurus merencanakan terpilih secara aklamasi.

Baca Juga: Jadi Kandidat Ketua DPD Golkar Gresik, Anha: Regenerasi Saya Sudah 4 Periode

Nah, dari dua indikator itu jelas bahwa Jokowi sekarang sudah tak sakti lagi. Bahkan aura kekuasaannya sudah redup. Wallahua’lam bisshawab. 

(m mas’ud adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO