KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Melihat situasi perekonomian yang cenderung terus mengalami keterlambatan, memiliki pengaruh terhadap kondisi perbankan, dalam bidang penyaluran kredit dan kualitas kredit.
Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri mengeluarkan kebijakan yang bersifat counter cyclical dan bersifat sementara untuk mendorong optimalisasi fungsi perbankan dan pertumbuhan perekonomian terutama yang berpihak pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kepala OJK Kediri Bambang Hermanto mengatakan, ada sebanyak 35 kebijakan dalam rangka mendorong stimulus perekonomian dengan rincian 12 kebijakan disetor perbankan, 15 kebijakan di sektor pasar modal, 4 kebijakan di sektor industri keuangan non bank dan 4 kebijakan lagi di bidang edukasi dan perlindungan konsumen.
“Kebijakan ini bersifat temporer selama 2 tahun dengan melihat perkembangan perekonomian ke depan, dan kebijakan ini pada prinsipnya lebih merelaksasi di sisi ketentuan,” kata Bambang Hermanto pada Wartawan, Senin (10/8).
Selain mengeluarkan kebijakan pada 4 sektor itu, Bambang mengatakan jika resume kerja perbankan di wilayah kediri mengalami penurunan, pada posisi bulan Desember 2014 terhadap mei 2015. “Dari data statistik perbankan year to month, secara garis besar bank konvensional mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari penurunan total aset sebesar Rp 3,07 triliun atau -4,72 persenn, dan menurunnya Portofolio kredit sebesar -5.84 persen atau Rp 2,78 triliun,” ujarnya.
Baca Juga: Lewat FinFest 2024, OJK dan Pemkot Kediri Terus Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat
Lebih lanjut, menurut Bambang secara nasional, kinerja perbankan mengalami keterlambatan, yakni total aset bank Konvensional hanya mengalami peningkatan sebesar, 3,16 persen atau Rp 180 Milyar lebih tinggi dibandingkan kenerja perbankan di wilayah Kantor OJK Kediri yang mengalami penurunan.
“Sedangkan untuk Portofolio kredit perbankan nasional hanya mengalami peningkatan sebesar 1,07 Persen, atau 40,21 milyar, lebih tinggi dari pada perbankan diwilayah kantor OJK Kediri yang hanya meningkat 2,53 persen atau Rp 105 milyar,” tandasnya. (rif/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News