SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Momen tujuhbelasan, menjadi 'surga' bagi pengrajin bendera. Dalam satu minggu jualan, omzet yang diraih mencapai Rp 20 - 30 juta. Salah satu pengrajin bendera, Cici, warga Darmo Kali, mengaku sudah tujuh tahun menggeluti usaha kerajinan pembuatan bendera, dan umbul-umbul berbagai bentuk.
Bagi Cici, menjadi pengrajin bendera sudah menjadi usaha keluarga. Di momen tujuhbelasan ini, Cici dan keluarganya, mulai menjajakan hasil kerajinannya di pinggir jalan, yaitu Jl Raya Darmo, dengan nama gerai Alifia. Selain Cici, kakak Cici juga menjual bendera, dengan lokasi tak jauh dari bidak Cici, dengan nama Kharisma.
Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
Bisnis keluarga ini sudah bejalan selama kurang-lebih 15 tahun, tetapi cici baru menjalani bisnis ini selama kurang lebih 7 tahun. Dia memroduksi bendera di rumah induk, yaitu rumah orang tuanya. saudara-saudaranya dipekerjakan semua. Bahkan, di rumah masing-masing saudara, juga menjahit bendera.
Ketika momen tujuhbelasan tiba, tenaga menjual bendera sebanyak 4 orang, dan yang mengerjakan 5 orang. Semua masih bersaudara. Di momen tujuhbelasan ini, Cici berjualan selama 20 hari saja. Dan kakaknya berjualan selama 1 bulan, sejak bulan Juli.
Biasanya, dalam 20 hari jualan saja, Cici sudah bisa mendapat pesanan bendera atau lainnya, dari berbagai tempat. Termasuk pesanan dari luar Jawa.
Baca Juga: Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM
Memang, sebelum memroduksi sendiri, keluarga Cici memperoleh bendera dengan kulakan. Tapi, kemudian diputuskan untuk memroduksi sendiri, karena tingkat keuntungan lebih tinggi. Untuk itu, sepanjang tahun keluarga Cici memroduksi bendera dan umbul-umbul. Bendera-bendera itu akan laku ketika momen tujuhbelasan.
Cici menjual bermacam-macam model, mulai gergaji, background, juga umbul-umbul. Termasuk berbagai ukuran. Coraknya pun beragam, seperti gambar sukarno, garuda, batik, bunga matahari, layur, Indosiar. "Konsumen memilih sesuka hati. Saat ini yang ngetren adalah bendera yang ada garudanya, kalau instansi atau kantor-kantor biasanya memilih model standar," kata Cici, yang rumahnya di Darmo Kali ini.
Memang awalnya, membesarkan usaha kerajinan ini tak semudah membalik tangan. Keluarga Cici dengan gigih memasarkan secara door to door, di kantor-kantor atau kampung. Tetapi sekarang, keluarga Cici sudah bisa menikmati hasilnya. Pembeli dan pemesan sudah sampai Kalimantan dan Bali. "Pemesan umumnya membeli dalam jumlah ratusan," kata dia.
Baca Juga: Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat
Cici pun tetap optimis, karena semakin tahun jumlah pembeli semakin meningkat. "Hanya tahun kemarin, pembeli agak menurun karena berbarengan dengan momen idul fitri," kata Cici.
Sang Kakak, Yayuk, yang mempunyai gerai bernama Kharisma, mengaku, setiap hari bisa mengantongi omzet Rp 2 juta. Dia sudah menyelami usaha bisnis bendera ini selama 15 tahun.
Di lokasi jualan pun tersedia tiga mesin, meliputi mesin jahit, obras. Mesin-mesin ini, selain untuk memroduksi bendera, juga digunakan untuk memodif sesuai keinginan pembeli. (sby2/ros)
Baca Juga: Stikosa – AWS Siap jadi Konten Kreator bagi Pelaku Bisnis UMKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News