BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Puluhan wali murid kelas VI SDN Benangkah I Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, mendatangi sekolah, Rabu (12/6/2024).
Kedatangan mereka untuk memberikan dukungan kepada kepala sekolah dan guru yang dituduh melakukan pungutan liar (pungli) Rp150 ribu per siswa untuk dana wisuda.
Baca Juga: Tak Cukup Bukti, Bawaslu Bangkalan Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu
Rini Iswatin, salah satu guru kelas VI SDN Benangkah I, membantah jika tarikan dana kepada siswa disebut sebagai pungli. Ia menjelaskan bahwa tarikan dana itu sudah mendapat persetujuan para wali murid.
Menurutnya, biaya untuk pelaksanaan wisuda siswa kelas VI telah dikomunikasikan kepada wali murid melalui grup WhatsApp.
"Memang belum digelar rapat dengan wali murid atas keputusan sumbangan, karena masih menunggu kesehatan kepala sekolah. Pak Syamsuddin (Kepala Sekolah VI SDN Benangkah I) memang sudah sakit-sakitan, hampir per tiga hari sekali cuci darah. Jadi untuk rapat masih menunggu fit Pak Syamsuddin," terang Rini saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (12/6/2024).
Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan, Kadispora dan EO Ramai-Ramai Minta Maaf Atas Insiden Pembukaan POPDA Jatim
Lanjut Rini, hasil diskusi para guru, wisuda untuk 22 siswa kelas VI membutuhkan biaya Rp6 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk biaya nasi bungkus dan air kemasan bagi siswa beserta undangan.
"Kemudian sewa baju wisuda, snack undangan, backdrop, spanduk, serta sewa tenda," kata Rini merici anggaran biaya didampingi kepala sekolah dan guru SDN Benangkah I di hapadan para wali murid.
Dari Rp6 juta yang dibutuhkan, para guru sepakat menanggung sebagian dengan cara patungan.
Baca Juga: Kunker ke SMKN 3 Bangkalan, Anggota DPD Lia Istifhama Disambati Inpassing dan Sertifikasi Guru
"Karena kalau seluruhnya dibebankan kepada 22 siswa maka cukup berat. Seharusnya tiap siswa Rp280.000-an. Akan tetapi sebagian ditanggung oleh guru, sehingga siswa dibebankan sebesar Rp150.000," katanya.
Rini mengungkapkan selama ini tidak ada wali murid yang protes atas adanya tarikan dana untuk keperluan wisuda siswa.
Karena itu, pihak sekolah terkejut ketika ada salah satu media online yang memuat berita dugaan pungli pada siswa SDN Benangkah I untuk keperluan wisuda.
Baca Juga: Panitia Larang Puluhan Wartawan Masuk ke Acara Pembukaan POPDA dan PAPERDA di Bangkalan
"Jika wali murid tidak setuju dengan sumbangan tersebut, tidak apa-apa tidak digelar wisuda. Akan tetapi setelah disampaikan ke wali murid, mereka sepakat harus dilaksanakan wisuda. Bahkan salah satu wali murid meminta wisuda dilaksanakan di rumah wali murid karena begitu inginnya wisuda dilaksanakan," pungkas Rini.
Sementara Matun, salah satu wali murid kelas VI, mengaku tidak keberatan dengan adanya sumbangan sebesar Rp150 ribu untuk kebutuhan wisuda.
Ia juga mengecam media online yang memberitakan adanya pungli di SDN Benangkah I. "Tidak benar kalau ada pungli di kegiatan perpisahan siswa kelas VI," tegasnya.
Baca Juga: Wujudkan Perguruan Tinggi Global Berbasis Lokal, Rektor UTM Minta Doa ke Ulama dan Kiai se-Madura
"Selama beberapa tahun anak saya di sekolah ini, di akhir kelas memang selalu ada sumbangan untuk pelaksanaan kelulusan atau wisuda. Memang sumbangan setiap tahunnya berbeda, tidak sama. Justru sumbangan yang dibebankan kepada wali murid kelas VI tahun ini 2024 lebih rendah dari sumbagan tahun-tahun sebelumnya," pungkasnya kepada wartawan saat ditemui di ruangan Kepala Sekolah SDN Benangkah I. (uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News