Oleh: Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie
Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir mumpuni juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Kiai yang selalu berpenampilan santai ini juga Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Anbiya': 74-75. Selamat mengaji serial tafsir Al-Quran yang banyak diminati pembaca di seluruh Indonesia bahkan warga Indonesia yang tinggal di luar negeri:
NABI LUTH A.S. TERHINDAR DARI AZAB
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman
AL-ANBIYA': 74-75
TAFSIR
Pada ayat sebelumnya ditutur, bahwa Nabi Luth A.S. yang bertempat tinggal di daerah Sodum ternyata tidak mampu menyadarkan umatnya sendiri yang punya kebiasaan dan hobi sodomi. Melampiaskan nafsu seksual pada sesama pria. Penis pria pensodum itu dimasukkan di dubur amrad, lelaki muda yang tampan.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
Aksi seksual brutal ini, bahasa arabnya “liwath”, pelakunya disebut “luthiy”, nisbah pada nabi Luth sebagai utusan Tuhan yang memberi pencerahan. Mereka adalah kaum nabi Luth A.S. yang tidak patuh pada ajaran nabi mereka sendiri. Bahkan istri Nabi Luth sendiri tidak beriman kepadanya.
Sesungguhnya ada dua istilah pada perilaku kaum Luth itu. Pertama, liwath (sodumi) dan kedua, dlirath (kentut), hobi kentut dengan suara keras. Mereka bangga dengan bisa kentut keras di begadangan dan ngerumpi mereka.
Sisi lain, dlirath itu terjadi karena duburnya telah rusak, dol, sehingga daya tahan dan bloknya lemah, lalu ngentutan. Longgarnya dubur tersebut karena sering dimasuki penis dengan keras saat sodomian.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani
Perilaku jorok begitu itu disindir dalam ayat kaji ini dengan kalimat “al-khaba’its”, (al-qaryah, al-lati ta’mal al-khaba’its). Kemudian dicap sebagai bangsa yang amoral dan keluar dari etika agama, “..innahum kanu qawma sau’ fasiqin”.
Lalu, nabi Luth A.S. dilindungi oleh Tuhan dari semua perilaku buruk kaumnya, sehingga sama sekali tidak terpengaruh dan tetap berdakwah sekuat tenaga, dengan segala cara, meski istri sendiri tak henti memusuhi. Makanya, Luth dinobatkan sebagai nabi yang bagus perilaku, “innah min al-shalihin”.
Dari paparan dua ayat ini terbaca ada lima kelebihan Nabi Luth A.S. atau lima penghargaan Tuhan kepadanya. Pertama, atainah hukma, dianugerahi “hukm”, risalah, ditunjuk sebagai utusan-Nya.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Dua Nabi, Bapak dan Anak
Kedua, “ ...’ilma”, dianugerahi pengetahuan yang luas. Ketiga, diselamatkan dari pengaruh negatif kaumnya, “wa najjainah min al-qaryah al-lati ta’mal al-khaba’its”.
Maknanya, Nabi Luth A.S. diselamatkan dari perilaku buruk mereka. Itu artinya, kita, orang shalih, orang beriman yang tinggal di lingkungan tidak baik, banyak maksiat di sekitar rumah kita, dari perjudian, perzinaan, dan lain-lain yang mengkhawatirkan pada pendidikan anak kita, keagamaan keluarga kita, maka sebaiknya pindah saja tempat lain yang lebih agamis.
Kecuali bila Anda mampu mengatasi dan memang masyarakat seperti itu yang Anda cari untuk berdakwah islamiah, demi pendidikan Islam bisa tumbuh di daerah itu, maka tetaplah tinggal di situ. Allah SWT akan membantu Anda dengan cara-Nya Sendiri. Kurang buruk apa, kurang bejat apa kota Makkah, toh akhirnya menjadi “mukarramah” oleh sentuhan Rasulullah SAW.
Baca Juga: Usia Nabi Nuh 1.000 Tahun, Tapi "Gagal" Dakwahi Umatnya, Ini Perbedaan-Persamaan dengan Nabi Luth
Keempat, Nabi Luth A.S. diselamatkan dari adzab dan bencana yang menimpa desa mereka. Diriwayatkan, malaikat Jibril A.S. menghancurkan enam desa dan satu utuh selamat, yakni desa Zaghar yang subur dan diperuntukkan Nabi Luth A.S.
Kelima, dirahmati, “wa adkhalnah fi rahmatina”, di samping selamat di dunia, juga jelas surga persinggahannya. Dan kelima, ditaqdir sebagai hamba yang shalih, “innah min al-shalihin”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News