Mengapa Dilarang Membuang Sampah di Gunung? Toh Tidak Ada Penghuninya

Mengapa Dilarang Membuang Sampah di Gunung? Toh Tidak Ada Penghuninya Ranu Kumbolo, Gunung Semeru. Foto: M. SULTHON NEAGARA/ BANGSAONLINE

BANGSAONLINE.com - Beberapa bulan ini diprediksi menjadi bulan akhir dari musim penghujan. Artinya, gunung yang tutup selama musim hujan akan kembali buka di musim kemarau. Ditambah lagi, saat ini telah memasuki liburan sekolah. Waktu yang tepat untuk pergi mendaki.

Gunung tidak hanya menyuguhkan ketenangan, namun juga pemandangan yang indah. Namun fakta yang terjadi, semakin indah gunung tersebut, semakin semakin banyak pula yang mengunjungi.

Baca Juga: Rawan Bencana, Bolehkah Mendaki Gunung di Musim Hujan?

Dan seiring banyaknya pendaki gunung, semakin banyak pula sampah yang berserakan. Mungkin sebagian dari kalian akan berkata “Lagian, apa pentingnya memungut sampah di gunung? Toh tidak ada yang tinggal di gunung.”

Setiap orang memiliki kesadaran yang berbeda, ada yang peduli, ada pula yang tidak. Namun fakta yang terjadi, ketidakpedulian seseorang berdampak buruk terhadap sekitar, khususnya pada saat di gunung.

Berikut kami ulas beberapa poin akibat dampak dari membuang sampah sembarangan saat di gunung.

Kebakaran Hutan

Baca Juga: Cara Packing Carrier, Tak bikin Pegal dan Antibasah Saat Hujan

Kebakaran hutan memang bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama karena puncak musim kemarau, yaitu di mana suhu benar-benar sangat panas sehingga mampu membakar hutan gambut.

Yang kedua, karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Mungkin untuk membuka lahan dengan cara dibakar atau karena membuat api unggun di sembarang tempat.

Ketika kebakaran hutan terjadi, sampah yang ditinggal pendaki ini dapat menjadi bahan bakar kebakaran. Selain mengancam ekosistem di hutan, pendaki yang sedang berada di gunung tersebut juga menjadi korban kebakaran hutan.

Membahayakan Ekosistem Hutan

Baca Juga: Sering Dianggap Sama, ini Perbedaan Gunung dan Bukit yang Perlu Diketahui

Selain menjadi bahan bakar kebakaran, sampah yang dibuang sembarangan di gunung juga mampu merusak ekosistem hutan. Sisa bekas makanan manusia akan dimakan oleh hewan-hewan liar.

Mungkin ini tampak sepele, namun jika hal ini dilakukan terus-menerus, ini dapat merubah pola makan hewan liar yang sebelumnya makan makanan alami di hutan, kini makan makanan manusia.

Maka dari itu, di beberapa tempat biasanya tertulis dilarang memberikan makanan ke satwa liar. Hal ini ditujukan agar tidak merubah pola makan satwa liar.

Baca Juga: 6 Posisi Pendaki Beserta Tugasnya, Anak Gunung Harus Paham Ini

Terlebih jika sampah dibuang di dekat sumber air, hal ini dapat mencemari sumber air yang bersih menjadi terkontaminasi. Maka dari itu, di beberapa gunung, pendaki dilarang mencuci peralatan di dekat sumber air. Tujuannya agar sumber air tetap jernih, bahkan dapat diminum.

Mengundang Berbagai Penyakit

Sampah yang sudah lama ditinggalkan di gunung, pada akhirnya dapat menimbulkan bau tak sedap. Hal ini dikarenakan pembusukan akibat pengolahan sampah yang tidak tepat.

Jika sudah membusuk, ini akan mengundang berbagai bakteri termasuk lalat dan tikus. Pada akhirnya akan menjadi tempat kembang biak penyakit yang dapat mengancam kesehatan manusia.

Memperburuk Pemandangan

Baca Juga: Gak Mau Capek Mendaki? Ini Daftar Gunung yang Bisa Dilalui Menggunakan Kendaraan

Yang terakhir adalah memperburuk pemandangan. Sebagaian dari kalian mungkin tertarik untuk mengabadikan momen saat di gunung. Kepadatan pepohonan, berjumpa dengan satwa liar, sumber air yang bersih, pemandangan di atas awan, dan berbagai pemandangan menarik lainnya akan hilang keindahannya jika terdapat sampah yang berserakan.

Demikian dampak negatif dari membuang sampah di gunung. Mungkin masih banyak dampak negatif lain. Tapi yang terpenting adalah selalu aware untuk membawa turun sampah masing-masing. Karena keindahan alam menjadi tanggung jawab kita semua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO