SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Proyek plengsengan Sungai Kedunguling di Desa Kemantren RT 10 RW 2, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, pembangunan tersebut diduga makan jalan desa, sehingga lebar jalan berkurang hingga puluhan cm.
Warga juga menyoal karena proyek milik Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo itu dikerjakan tanpa adanya sosialisasi ke masyarakat. Pada proyek plengsengan sepanjang sekitar 70 meter ini, di beberapa titiknya, disebut warga, mengurangi lebar jalan, 50-70 cm.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
"Jalan berkurang 60 cm. Semula bahkan berkurang 1,5 meter. Namun setelah kami ingatkan pelaksananya, diubah. Tapi masih berkurang 60 cm," kata warga setempat, Zainal Mustofa, Kamis (11/7/2024) sore.
Sejak awal, ia mengaku telah menyampaikan agar pekerjaan plengsengan ini tidak mengurangi lebar jalan desa setempat agar tidak merugikan warga, dan kepentingan umum. Namun, ternyata harapan warga kandas.
Saat proyek dikerjakan beberapa minggu ini, beberapa titik jalan lebarnya berkurang antara 50-70 cm akibat bangunan plengsengan. Belum lama ini, Mustofa menyatakan sejumlah warga berkumpul di dekat lokasi proyek, termasuk ketua RT dan kepala desa setempat, untuk menyampaikan keluhan ke pelaksana proyek.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Saat itu, pelaksana proyek berjanji akan mengembalikan pekerjaan plengsengan yang dianggap memakan jalan desa.
"Tapi kenyataannya, lebar jalan masih berkurang. Kami ingin bangunan plengsengan ini seperti yang lama, tidak mengurangi jalan. Tidak sampai merugikan warga," ucap salah satu tokoh warga Kemantren ini.
Ia menyatakan tidak tahu banyak soal proyek plengsengan, termasuk berapa panjangnya. Sebab tidak pernah ada sosialisasi.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
"Kalau sosialisasi kan enak. Gimana warga, ini (plengsengan) mau dibangun. Tidak seperti ini. Warga juga tidak tahu plannya. Tiba-tiba ada begho, terus nanam patok," tuturnya bersama Pandi, warga lainnya.
Berdasarkan pantauan BANGSAONLINE.com, di sekitar lokasi juga tidak tampak papan informasi mengenai pekerjaan plengsengan. Mustofa menambahkan, masalah terkait proyek itu juga sudah pernah disampaikan oleh salah satu warga melalui telepon ke pejabat Dinas PU BMSDA Sidoarjo.
Namun, entah kenapa belum ada tindak lanjut mengenai keluhan warga, dan buktinya pekerjaan plengsengan tetap berlanjut tanpa ada pembenahan sesuai harapan masyarakat.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
Sementara itu, Kepala Dinas PU BMSDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, belum bisa dikonfirmasi terkait keluhan sejumlah warga Desa Kemantren, Kecamatan Tulangan. Permintaan konfirmasi melalui pesan instan belum ada respons hingga artikel dimuat. (sta/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News