LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Memasuki puncak musim kemarau, semakin banyak dusun di Kabupaten Lumajang yang warganya mengajukan bantuan suplai air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPBD mulai kewalahan.
Paryono Kepala Bidang Kedaruratan, Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lumajang mengatakan dusun yang mengajukan antara lain Dusun Sido Makmur, Dusun Sidomulyo dan dusun lain di Desa/Kecamatan Gucialit.
Baca Juga: Alasan Prestasi, Keluarga Besar Ponpes Syarifuddin Lumajang Doakan Khofifah Jadi Gubernur 2025-2030
"Sebelumnya warga masih mengandalkan tandon air tadah hujan untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya. Namun, dalam beberapa hari terakhir stok air tersebut sudah menipis dan bahkan habis," kata dia Sabtu (22/8).
Saking sulitnya mendapatkan air, ketika suplai dari truk tangki BPBD datang, warga sampai berebut demi mendapat jatah air bersih untuk kebutuhan keluarganya.
"Ada yang sampai berebut hingga sulit dikendalikan. Dalam kondisi ini ada warga yang sampai mengambil jatah air berlebihan. Makanya sejak beberapa waktu lalu, kami membatasi pengambilan jatah air bersih untuk masing-masing Kepala Keluarga (KK) hanya 3 jeriken saja," katanya.
Baca Juga: Sambangi Pasar Baru Lumajang, Khofifah Janji Lanjutkan Zakat Produktif untuk Usaha Ultra Mikro
Paryono menambahkan, tidak semua titik bisa dijangkau karena kondisi medannya, sehingga pengiriman air bersih akan diarahkan ke titik terdekat yang bisa diakses warga.
Selain itu, warga juga memanfaatkan sumber mata air yang jaraknya bisa mencapai 3 kilometer dari pemukiman warga. Sayangnya, air tersebut tidak higienis dan hanya digunakan untuk mandi, mencuci pakaian dan air minum ternak saja.
Panjangnya kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia adanya badai El Nino. Bambang Setiajid, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda mengatakan, hal tersebut karena hujan yang diprakirakan akan turun pada awal bulan November mundur 10 hingga 20 hari.
Baca Juga: Kampanyekan Paslon Indah-Yudha, Repnas Lumajang Bagikan Ikan Tongkol Gratis ke Pedagang
"Wilayah yang akan lebih dulu mendapat hujan adalah daerah pegunungan, seperti Ngawi dan Pacitan. Kalau dataran rendah, hujan baru akan turun pada akhir November," kata dia, Sabtu (22/8).
Sementara itu, suhu udara tertinggi pada puncak musim kemarau tahun ini diprakirakan mencapai 36 derajat celcius. Wilayah yang akan mendapat suhu tertinggi adalah Surabaya, Probolinggo dan Tuban.
"Akhir Oktober, matahari berada di bumi bagian selatan sehingga suhunya semakin naik. Jika sekarang pagi hari suhu berkisar 21-22 derajat Celcius, menjadi 25-26 derajat Celcius," katanya. (ssn/ns)
Baca Juga: Targetkan Suara 72 Persen, JKSN Lumajang Deklarasi Siap Menangkan Khofifah-Emil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News