Sidak ke SDN Widoro, Pj Bupati Probolinggo Diprotes Warga

Sidak ke SDN Widoro, Pj Bupati Probolinggo Diprotes Warga Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, ketika diprotes wali murid saat sidak ke SDN Widoro. Foto: ANDI SIRAJUDIN/BANGSAONLINE

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Rencana Pemkab Probolinggo menutup SDN Widoro menuai protes wali murid dan warga sekitar. Hal itu terjadi ketika Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi, Rabu (31/7/2024).

Penutupan sekolah tersebut sehubungan dengan rencana pemerintah setempat yang akan memerger atau penggabunan beberapa SDN di Kabupaten Probolinggo. Ada sekitar 24 SDN yang akan digabung.

Baca Juga: Diperpanjang, Ugas Irwanto Tetap Jadi Pj Bupati Probolinggo

Saat berkunjung ke SDN Widoro, Ugas didatangi puluhan wali murid. Mereka berkeluh kesah dan menuntut agar Pemkab Probolinggo membatalkan rencana penggabungan sekolah.

"Saya tidak terima Pak Bupati, kalau SDN ini ditutup. Saya berharap kasih kesempatan setahun lagi, biar muridnya tambah banyak," kata ibu-ibu yang melayangkan protes ke Pj Bupati Probolinggo.

Protes warga yang didominasi perempuan itu terus mencecar Ugas Irwanto dengan bentuk penolakan. Mereka tetap bersikukuh agar tak ditutup. 

Baca Juga: Pj Bupati Probolinggo Apresiasi Program TMMD

"Satu desa biasanya, satu sekolah Pak Bupati. Masak mau ditutup, selamat bagi desa yang saat ini masih punya sekolah SD," sindir ibu-ibu yang lain.

Mendapat penolakan tersebut, Ugas tetap bersikukuh pada pendiriannya. Dia tetap akan menutup SDN Widoro itu yang dinilai tidak produktif dan mimim murid. 

"Apapun, yang terjadi. Saya tetap akan menutup SD ini. Saya menghargai tim yang bekerja dilapangan," dalih Ugas.

Baca Juga: Pj Bupati Probolinggo Sidak 4 Titik Gedung Serba Guna dan Pusat Oleh-Oleh

Ia juga mengaku pihaknya datang ke SDN itu untuk mengecek secara langsung apa yang sudah dirumuskan tim-nya dibawah nangungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya).

"Kami yakin apa yang diputuskan tidak salah. Saya juga ingin tahu jarak antara Widoro dengan SDN Gebangan yang akan dimerger atau disatukan. Kondisi yang saya lihat langsung, ternyata tidak layak," paparnya sembari menunjuk gedung sekolah SDN Widoro.

Lebih jauh, Ugas miris melihat kondisi sekolah tersebut. 

Baca Juga: DPUPR Kabupaten Probolinggo Perbaiki Jaringan Irigasi, Petani di Desa Clarak Bahagia

"Karenanya, saya ingin, anak-anak itu betul-betul terdidik dan mendapatkan pendidikan yang layak," tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Dwijoko mengatakan , tahun Pemkab bakal memerger atau menggabungkan Sekolah SD yang tak layak. Ada sekitar 24 SD ditahap pertama yang bakal dimerger.

"24 SD itu akan jadi 12 sekolah. Kedepan, akan ada yang akan kota evaluasi, itu nanti bisa berkembang sesuai kondisi dilapangan. Bahkan, ada sekolah yang hari ini hanya 12 muridnya. Kelas 1 sampai kelas 6 ada 12 orang, itu bagaimana. Itu terjadi di Kecamatan Maron," paparnya

Baca Juga: TMMD Probolinggo Gelar Pasar Murah

Menurut dia, kondisi seperti itu tidak dia pertahankan. Apalagi, operasional dan gaji guru mendulang anggaran yang cukup tinggi. 

"Pemeliharaan gedungnya juga butuh biaya. Bayangkan juga, ada dua sekolah yang halamannya jadi satu sehingga secara otomatis kan ada dua menejemen. Ini kami merger yang seperti ini," pungkasnya. (ndi/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO