MALANG, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 70 cendekiawan muslim berlatarbelakang sufi dari berbagai negara bakal menggelar konferensi internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur. Acara itu hasil kerjasama International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Jama'ah Ahli Thoriqoh Al Mu'tabaroh Annahdliyyah (JATMAN) dan UIN Maliki Malang.
”Acara ini di bawah kordinasi dan diarahkan oleh Departemen Luar Negeri RI,” kata Dr KH Hasyim Muzadi, Sekjen ICIS dalam konferensi pers di UIN Maliki Malang, Senin (31/8). Saat konferensi pers, Kiai Hasyim Muzadi didampingi Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr Mujia Rahardjo, Rais Am JATMAN KH Habib Luthfy bin Yahya dan Mudir Am JATMAN KH Mu’thy Nurhadi.
Baca Juga: Pimpinan Thoriqoh di Jatim Berdoa Demi Terwujudnya Pilpres 2024 Damai
Kiai Hasyim Muzadi yang anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu mengungkapkan bahwa ICIS tetap memperkokoh Islam Rahmatan lil-Alamin ke seluruh dunia baik dunia Barat maupun Timur Tengah.
“Kita pertahankan istilah Rahmatan lil’Alamin karena istilah tersebut autentik di dalam al-Quran dan memang padanannya Islam. Kalau digeser ke ranah lokal dan nasional atau jenis sifat yang lain tentu merupakan bagian dari Islam tetapi bukan padanan Islam,” kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat itu.
Menurut dia, pertikaian di negara Arab seperti Yaman, Syiria, Irak, Afganistan dan lainnya, telah mengganggu soliditas umat Islam. Apalagi kini ditambah adanya pergerakan pemikiran sekuler, yang ingin mengubah padanan kalimat Rahmatan Lil 'Alamin, yang sudah dinash dalam al Quran. ”Ini menimbulkan gangguan komunikasi dengan negara-negara Islam lainnya,” katanya.
Baca Juga: Siapkan Lahan 3 Hektare, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tanam 1.000 Pohon
Ia dan para kiai mengaku sangat resah karena kini ada gerakan yang ingin merusak tatanan kalimat Rahmatan Lil 'Alamin, yang sudah jelas dituliskan dalam al Quran, baik secara makna maupun harfiah, yang berarti kasih sayang untuk semesta alam, menjadi kalimat lokal dan nasional atau kalimat padanan lainnya, yang bisa membawa dampak besar bagi peradaban dunia serta tatanan dan tuntunan agama Islam ke depan.
”Kami dalam konferensi dunia November nanti, ingin menyampaikan sikap, bahwa padanan kalimat Rahmatan Lil 'Alamin adalah harga mati, yang tidak bisa ditawar lagi. Sebab, jika perubahan dilakukan, maka memiliki dampak perpecahan persatuan Islam di dunia. Jangankan rencana perubahan tersebut, akibat konstelasi peperangan antar negara yang bermuatan kepentingan sesaat, dan perubahan politik saja, sudah banyak memporak porandakan nilai persatuan umat islam dunia. Apalagi jika gerakan kelompok itu berhasil mengubah kalimat Rahmatan Lil-Alamin. Dampak berikutnya lebih besar pasti muncul," katanya.
Prof Dr Mudjia Raharjo, Rektor UIN Malang sebagai tuan rumah mengaku sangat bersyukur atas rencana ICIS dan JATMAN menggelar pertemuan internasional di kampus yang dipimpinnya. ”Sebagaimana amanat pemerintah pusat, UIN Malang sudah waktunya menjadi kampus islam Internasional. Sebab UIN Maliki sendiri memiliki 32 perwakilan mahasiswa dari 32 negara, yang menimba ilmu disini,” katanya.
Baca Juga: Shiddiqiyyah Larang Hadiahkan Al-Fatihah kepada Nabi Muhammad?
Menurut dia, acara pertemuan internasional nanti bisa jadi pintu perkenalan, sekaligus mendeklarasikan sebagai kampus Islam bertaraf Internasional kepada negara luar. ”Dalam perhelatan internasional,itu, mendatangkan Dubes atau cendikiawannya, untuk turut merumuskan persatuan umat muslim dunia secara kokoh, tanpa dibayangi kepentingan sesaat," ujar Prof Mudjia Raharjo.
KH Mu’thy Nurhadi selaku Mudir Am JATMAN menilai negara-negara di Timur Tengah terlibat konflik peperangan akibat spiritualitas mereka sudah pada titik lemah. “Jadi mereka tidak mengedepankan rasa iman secara hakiki. Secara tidak langsung, kami yang berangkat dari pegiat sufiisme, tergerak ingin membantu menularkan sebagian ilmu Allah, yang kami pelajari dan kami terapkan, dalam rangka menjaga persatuan umat Islam dunia. Jangan sampai tercerai berai, akibat nafsu manusiawi yang tak terkendali,” katanya.
Menurut dia, JATMAN bersama ICIS dan UIN Maliki Malang sepakat membangun peradaban dunia secara damai, hidup berdampingan, tanpa diselimuti amarah jiwa satu sama lain. ”Semoga rencana perhelatan internasional, pihak pemerintah dalam hal ini kementerian luar negeri banyak membantu, memberikan rekomendasi kepada panitia penyelenggara," sambung pria berjenggot putih ini. (mlg1/thu)
Baca Juga: Wali Kota Kediri Bagi Pengalaman Jadi Pemimpin di Usia Muda Dalam Meet The Expert
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News