TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Pemkab Tulungagung telah melangkah lebih dekat menuju impian besar. Melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), mereka menyerahkan dokumen penilaian penting Aspiring Geopark Tulungagung 'The Home Of Wadjak Man' ke Pusat Survei Geologi (PSG), Badan Geologi Kementerian ESDM di Bandung, kemarin.
Sebuah langkah yang bukan sekadar ambisius, namun juga memiliki potensi mengubah masa depan daerah yang dikenal Kota Marmer itu. Puluhan titik warisan geologi Tulungagung, mungkin belum familiar bagi semua orang, namun bagi para ahli geologi dan pencinta sejarah, daerah tersebut menyimpan jejak peradaban yang di dalamnya.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
Dengan ditemukannya fosil manusia purba Homo Sapiens Wadjakensis yang menjadi core Aspiring Geopark Tulungagung ialah salah satu warisan geologi paling berharga di Indonesia, yang menjadikan tema geopark satu-satunya, yaitu manusia purba.
Dengan diserahkannya dokumen-dokumen dimaksud, Tulungagung kini bersiap untuk diakui secara nasional sebagai Geopark, kawasan yang menggabungkan nilai geologi, budaya, dan keanekaragaman hayati.
Anggota Tim Geopark Tulungagung, Andri Syambudi, mengatakan bahwa dokumen yang diserahkan mencakup berkas-berkas administrasi dan teknis, seperti dosier dan rencana induk Geopark.
Baca Juga: Indonesia Exploration Forum 2024: Dukung Eksplorasi Migas Masif untuk Ketahanan Energi
"Kemarin Kita mengirimkan dokumen geopark untuk dinilai oleh Pusat Survey Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM untuk ditetapkan sebagai geopark Nasional," tuturnya, Jumat (13/9/2024).
Menurut dia, capaian ini merupakan hal yang penting dalam upaya menjadikan Tulungagung bagian dari jaringan Geopark Nasional, dan akan membuka jalan untuk pengakuan lebih luas di tingkat internasional.
Baca Juga: PRPP Sabet Patra Nirbhaya Karya Pratama
Usai dokumen diserahkan, akan dilakukan proses penilaian ini bukanlah perjalanan yang mudah. Dokumen akan dipelajari secara mendalam oleh tim PSG, dan jika ada kekurangan, revisi segera dilakukan oleh Tim Geopark Tulungagung.
"Sebelumnya dokumen dalam format elektronik telah dikirim pada 30 Agustus 2024, sebelum batas akhir pengiriman 1 September. Persiapan ini, bukan hanya tugas teknis, namun juga memerlukan koordinasi lintas instansi, penyempurnaan fasilitas di situs-situs geopark," urai Andri.
Selanjutnya, Tahun ini ada 2 Aspiring Geopark Tulungagung yang akan mendapatkan penilaian menjadi Geopark Nasionak, yaitu Aspiring Geopark Tulungagung dan Geopark Ende di NTT. Diperkirakan penilaian lapangan diadakan antara bulan Mei hingga Agustus 2025 mendatang.
Baca Juga: Freeport Indonesia Raih 4 Penghargaan Good Mining Practice Award 2024
"Sebuah jangka waktu yang singkat untuk mewujudkan impian, namun semangat dari seluruh pihak terus anggota," kata Andri.
Ia pun menyebut, mengapa tempat ini begitu penting sebab pengakuan sebagai Geopark Nasional bukan sekadar gelar. Ini membawa peluang besar bagi Tulungagung.
Dengan statusnya ini, Tulungagung tidak hanya akan dikenal sebagai tempat bersejarah, tetapi juga sebagai destinasi wisata global yang mampu menarik investasi.
Baca Juga: Freeport Indonesia Dukung Program Konversi Kendaraan Listrik Kementerian ESDM
"Harapannya bahwa Geopark ini akan menghidupkan berbagai sektor ekonomi, seperti pariwisata, UMKM, industri kreatif, dan sektor penting lainnya," harapnya.
Dia menjelaskan, Geopark dapat menjadi katalisator dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan lingkungan dan budaya lokal, sekaligus tetap mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Geopark adalah solusi alternatif untuk memanfaatkan kekayaan alam dan budaya secara berkelanjutan, tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan,” ucapnya.
Baca Juga: Apresiasi Pengapalan FSO ke-1000 EMCL Blok Cepu, Pj Gubernur Adhy: Kado HUT RI dan Warga Jatim
Geopark Tulungagung lebih dari sekedar potensi ekonomi, dan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dalam pendidikan, pelestarian, dan pemberdayaan. Geopark ini diharapkan dapat mengajarkan generasi mendatang untuk melestarikan keanekaragaman alam dan budaya, sekaligus memberi mereka peluang kerja dan pertumbuhan.
"Mari kita dukung bersama penetapan dan pengembangan geoparktulungagung dalam upaya untuk Memuliakan Warisan Bumi Mensejahterakan Manusia," ujarnya.
Berdasarkan SK Menteri ESDM tentang Penetapan Geoheritage Tulungagung, tercatat bahwa ada 18 situs geoheritage di Tulungagung yang menjadi prioritas untuk ditetapkan sebagai Geopark.
Baca Juga: Respons Komisi I DPRD Trenggalek soal Pulau yang Diklaim Pemkab Tulungagung
Adapun daftar situs di Kota Marmer yakni, Gunung Api Purba Budeg, Ketidak Selarasan Winong, Kompleks Gua Arkeologi Wadjak, Gua Song Gentong, Gua Berfosil Tenggar, Telaga Buret, Formasi Nampol Sungai Niyama, Teras Pantai Kedung Tumpang, Pantai Sanggar, Pantai Ngalur, Gunung Tanggul, Gunung Pegat, Gunung Blejet, Longsoran Bawah Laut Sidem Gondang, Skam Watu Ijo, Bukit Cimenung, Intrusi Andesit Sumberagung dan Air Terjun Alam Kandung.
Selain situs geoheritage, Tulungagung juga memiliki kekayaan keragaman budaya atau cultural-diversity, antara lain: Goa Selomangleng, Candi Sanggrahan, Candi Dadi, Candi Penampihan, Monumen Wajakensis, Desa Kerajinan Marmer, Lodho Ayam, Reog Kendang, Festival Ulur-Ulur, Museum Wajakensis, Candi Boyolangu, Batik Tulungagung.
Dalam hal keragaman hayati atau biodiversity, Tulungagung juga menyimpan beberapa kekayaan alam, seperti Penyu, Ikan Dewa, Pohon Jenitri, Kera Ekor Panjang. Upaya penetapan Geopark Tulungagung ini terus dilakukan agar masyarakat semakin sadar akan potensi kebumian Tulungagung.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Polda Jatim Gelar Lomba Mahameru Electric Vehicle Innovation 2024
Diharapkan, dengan adanya Geopark ini, segala kegiatan yang mendukung kemajuan Kabupaten Tulungagung akan meningkat, sehingga Tulungagung bisa menjadi destinasi wisata geologi tingkat nasional maupun internasional yang dikenal luas oleh masyarakat. (fer/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News