GRESIK,BANGSAONLINE.com - Ribuan pengecer pupuk yang tergabung dalam Perkumpulan Pengecer Pupuk Indonesia (PPPI) menggelar deklarasi di GOR Tridharma Petrokimia Gresik (PG), Rabu (18/9/2024).
Ribuan pengecer pupuk produk PT Petrokimia Gresik ini berasal dari sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Mereka datang dari berbagai daerah berombongan. Ada yang menumpang bus, dan mobil.
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?
Deklarasi dihadiri sejumlah pejabat penting baik dari Pupuk Indonesia (PI) PTPN, Perum Bulog, Kementerian Perdagangan, Bank BRI, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Hadir juga Ketua PPPI Khilmi, Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih dan sejumlah pejabat Petrokimia Gresik.
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih mewakili Pupuk Indonesia (PI) mengawali sambutannya menyampaikan ucapkan selamat atas dibentuknya PPPI dalam rangka.kedaulatan pangan nasional.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
"Bapak dan ibu pengecer pupuk yang hadir disini adalah garda terdepan. Saya terima kasih atas supportingnya," ucapnya.
Disampaikannya, saat ini jumlah kios pengecer secara nasional sebanyak 26.436 pengecer.
"Sementara di Jawa Timur jumlah kios pengecer sebanyak 5.849 kios pengecer," tutur Digna.
Baca Juga: Silaturahmi Pj Gubernur Jatim, Kapolri dan Panglima TNI Singgung Insiden Berdarah di Sampang
Digna menyatakan, kinerja Pupuk Indonesia secara nasional dalam penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan 13 September 2024 sebesar 4,68 juta ton atau 49,0% dari total alokasi tahun 2024 sebesar 9,55 juta ton.
"Hal ini sesuai Kepmentan 249/2024 dan sebesar 71,2% jika dibandingkan dengan alokasi penyesuaian anggaran tambahan Rp 7,1 triliun sebesar 6,57 juta ton," tuturnya.
"Sementara untuk realisasi Provinsi Jawa Timur sampai dengan 13 September 2024 sebesar 1,01 juta ton atau 53% dari total alokasi tahun 2024 sebesar 1,92 juta ton," imbuhnya.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Lebih jauh Digna menyampaikan, Pupuk Indonesia memastikan ketersediaan stok pupuk di semua lini untuk mendukung kebijakan Pemerintah terkait tambahan alokasi per tanggal 13 September 2024 tercatat posisi stok secara Nasional sebesar 1.691.959 ton.
Rinciannya, pupuk subsidi sebesar 1.225.573 ton (Urea 670.877 ton dan NPK 554.696 ton), atau mencapai 221% apabila dibandingkan dengan ketentuan stok minimum yang ditentukan.
"Untuk Pupuk Non Subsidi sebesar 466.386 ton (Urea 376.274 ton dan NPK 90.112 ton)," terangnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Tinjau Uji Coba Program Makan Bergizi di SMA dan SMK Gema 45 Surabaya
Dari jumlah tersebut tambah Digna, untuk stok pupuk di Provinsi Jawa Timur tercatat sebesar 166.655 ton.
Rinciannya, pupuk subsidi sebesar 128.985 ton (Urea 84.126 ton dan NPK 44.859 ton), atau mencapai 170% apabila dibandingkan dengan ketentuan stok minimum yang ditentukan.
"Untuk Pupuk Non Subsidi sebesar 37.541 ton (Urea 35.521 ton dan NPK 2.020 ton)," pungkasnya.
Baca Juga: Untuk Imbangi Produksi Ikan Tangkap Jatim yang Tinggi, Khofifah: Pasar Pabean Butuh Peningkatan
Sementara itu,,Ketua PPPI Khilmi menyampaikan, deklarasi PPPI akan lindungi anggota atas kesalahan kios pengecer dalam penjualan pupuk subsidi.
"Banyak anggota yang tak salah dalam evaluasi faktual kena denda besar, makanya keberadaan PPPI ini untuk melindungi para kios pengecer. PPPI untuk melindungi anggota. Sebab, mereka ujung tombak penjualan pupuk di tingkat kios," tuturnya.
Disampaikan Khilmi, bahwa penjualan pupuk sesuai dengan aturan Kementan (Kementerian Pertanian) dan Kemendag (Kementerian Perdagangan).
Baca Juga: Di SMA Award 2024, Pj Gubernur Jatim Minta Konsisten Berprestasi Tingkat Nasional dan Internasional
"Harga pupuk dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) itu berisikan Rp 50 kg. Tapi banyak temuan di lapangan kios menjual pupuk 20 kg pun kena HET, padahal kios pengecer masih harus beli plastik dan lainnya," ungkapnya.
"Karena itu, saya minta dilakukan pengawasan untuk melindungi para kios pengecer," imbuhnya.
Ia mengajak PPPI agar ikut menjaga harga pangan selama pemerintah Prabowo agar tidak naik turun.
Baca Juga: Waspada Banjir Rob, BMKG Prediksi Jumat 15 November Perairan Jatim Diguyur Hujan
PPPI akan kerja sama dengan Perum Bulog, dan Bank untuk penjualan hasil pertanian dan penyediaan kredit bagi kios petani dan kios pengecer.
"PPPI juga akan buat koperasi dari atas ke bawah untuk melindungi dan membantu pengecer se-Indonesia yang jumlahnya sudah mencapai 27 ribu," katanya.
Pada kesempatan ini, Khilmi juga menyampaikan untuk pertanian petani juga butuh solar untuk menggerakkan diesel untuk pengairan. (hud/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News