TUBAN, BANGSAONLINE.com - Supiana Dian Nurtjahyani resmi dilantik sebagai Rektor Unirow Tuban pada Senin (31/8) kemarin. Namun, banyak yang bertanya-tanya, mampukah lulusan S1 IKIP PGRI Tuban ini menyelesaikan persoalan yang menimpa Unirow saat ini?
Ibarat sebuah mobil, kampus di bumi manunggal Tuban ini telah bobrok. Sehingga, perlu dilakukan pembenahan secara total supaya dapat kembali berjalan. Di lingkungan kampus, nama Rektor Unirow yang baru ini mungkin tidak asing di telinga mahasiswa. Akan tetapi ada pula yang tidak tahu, sebab perannya tidak begitu menonjol pada era Hadi Tugur sebagai Rektor.
Baca Juga: Gaji Kecil, Viral #JanganJadiDosen, Kenapa Gaji ASN Depkeu, Depdagri, Pajak, BUMN Besar?
Dr. Supiana Dian Nurtjahyani,M.Kes lahir di Tuban pada 21 mei 1968. Sebelum menjadi Rektor, ia adalah dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Biologi dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Biologi. Sedangkan, di era Rektor Hadi Tugur, perempuan asal Kelurahan Baturetno Tuban ini selain sebagai dosen ia juga merangkap sebagai kepala perpustakan.
Dian sapaan akrabnya, ibarat pepatah orang Jawa “ketiban sampur”. Karena tidak menyangka kini menjadi rektor Unirow periode 2015 hingga 2019.
“Sebelumnya saya tidak mempunyai cita-cita untuk jadi Rektor, apalagi ambisius, malahan tidak ada sama sekali. Tapi tidak tau kenapa kok tetap jadi Rektor,” ungkap Supiana Dian Nurtjahyani kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (1/9).
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Bahlil, Surokim: Lebih Baik Percaya Kampus Ketimbang Politikus
Menurutnya, diangkat sebagai Rektor adalah sebuah amanah yang harus dijaga di mana saat ini kondisi kampus tenganh dirundung masalah. “Karena saya dibesarkan dari IKIP maupun Unirow, sudah sepantasnya menerima kenyataan ini, meskipun sebelumnya saya menolak,” jelasnya.
Diceritakan Dian, sebelum ditunjuk menjadi Rektor oleh ketua Yayasan PPL-PT PGRI Tuban Totok Supijono, sempat terjadi tarik ulur. Bahkan, ia sempat melakukan sholat istikhoroh secara berulang-ulang lantaran ingin mendapatkan petunjuk.
“Setelah ditunjuk sebagai Rektor, belum tak terima dulu. Terus saya melakukan sholat berulang-ulang mas, dan Alhamdulillah ada jawaban,” ungkap perempuan jebolan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Baca Juga: Kolaborasi Internasional, Pascasarjana Unisma Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Malaysia
Sementara itu, ketika ditanya langkahnya dalam menyelesaikan persoalan di Unirow, Dian mengaku jika dalam Minggu ini ia akan terlebih dahulu membentuk Pembantu Rektor (PR) 1, 2 dan 3. Selanjutnya, barulah ia mengajak seluruh civitas akademik supaya bersama-sama membenahi Unirow menjadi lebih baik dan mengembalikan statusnya.
“Untuk menyelesaikan persoalan yang menimpa Unirow saat ini, insya Allah akan dilakukan pembenahan, tapi saya tidak berjanji kapan akan kembali aktif. Namun, tetap kita berusaha untuk mengembalikan kampus Unirow menjadi aktif,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Yayasan PPL-PT PGRI Tuban Totok Supijono menyatakan jika memilih Dian sebagai Rektor dinilainya sudah pilihan yang tepat. “Bu Dian ini lulusan S2 dari Unpad Bandung dan Lulusan S3 dari Unair, sehingga kemarin pihak yayasan serta dari Kopertis sudah setuju apabila Bu Dian ini sebagai pengganti Pak Tugur,” terang Totok. (wan/rvl)
Baca Juga: Ilmuwan Kita Malas, Ketika Capai Gelar Profesor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News