SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2 persen dari total kecacatan dan 18,5 persen dari total kematian.
dr. Yudhi Pramono selaku Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes mengatakan 90 persen penyakit stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, dislipidemia, diabetes, gangguan jantung, kurangnya aktivitas fisik, diet atau pola makan yang tidak sehat, stres dan mengonsumsi alkohol.
Baca Juga: Aturan Membuat Teh Sehat dari Bunga Telang
Yudhi menjelaskan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan selama minimal 30 menit dan 5 kali dalam seminggu dapat menurunkan risiko stroke sebesar 25 persen.
Selain itu, aktivitas fisik juga membantu menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung.
Dokter Elina Widiastuti dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) menyampaikan bahwa aktivitas fisik sangat baik untuk mencegah terkena stroke. Kekurangan aktivitas fisik merupakan salah satu dari lima faktor risiko utama stroke.
Baca Juga: Resep Kue Lapis Warna-warni, Camilan Manis dan Kenyal
"Salah satu penyebab dari stroke ada faktor stres dan ternyata latihan fisik atau berolahraga dengan rutin itu ternyata dapat menurunkan kecemasan dan depresi. Selain itu, juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, meningkatkan performa kerja, dan pada orangtua sangat penting sekali untuk menurunkan risiko jatuh dan cedera, dan juga merupakan terapi efektif pada beberapa penyakit kronis terutama pada pasien lanjut usia," jelas dr. Elina.
Adapun aktivitas fisik yang disarankan untuk dilakukan agar terhindar dari stroke terbagi dalam 3 jenis:
1. Aerobik
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 23 November 2024
Aktivitas aerobik seperti berjalan, berlari, bersepeda atau berenang. Aktivitas aerobik dengan intensitas sedang dianjurkan 3-5 kali per minggu atau 150-300 menit per minggu.
2. Aktivitas penguat otot
Aktivitas penguat otot seperti gym, yoga, pilates dapat dilakukan 2-3 kali seminggu.
Baca Juga: Resep Bubur Kacang Hijau Ketan Hitam Gurih dan Praktis
3. Aktivitas sedentari yang perlu dibatasi
Aktivitas sedentari perlu dibatasi seperti duduk dalam waktu lama perlu dikurangi.
"Kalau misalnya dalam sehari kita banyak duduk, kita harus mulai menguranginya dengan cara seperti yang dilakukan di luar negeri. Di kantor-kantor yang dulunya bekerja sambil duduk, sekarang bisa berdiri. Jadi, tidak hanya duduk aktivitas sehari-harinya dan memperbanyak langkah itu adalah salah satu yang dapat dilakukan," jelas dr. Elina.
Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Menurunkan Gula Darah dengan Cepat
Perlu diingat bahwasaannya ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan sebelum memulai latihan fisik, yaitu gerakan pemanasan atau peregangan, gerakan inti, dan gerakan pendingin atau peregangan kembali.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News