SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Masjid As-Sakinah Putra Bangsa di jalan Arief Rahman Hakim No.109 Kecamatan Sukolilo, Surabaya bakal terdampak dari rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) Siloam yang berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim No. 107-109.
Masjid yang belakangan diketahui merupakan warisan Presiden ke-2 RI Soeharto itu, diresmikan pada tanggal 20 Desember 1997.
Baca Juga: Pengembang Apartemen Bale Hinggil Klarifikasi Permasalahan yang Dialami dengan Warga Penghuni
Sekretaris Yayasan Masjid As Sakiinah Surabaya Chairul MurimanSetyabudi mengatakan bahwa pihaknya meminta kepada pihak pembangun rumah sakit yang akan disebut Siloam Midle East Ring Road (MERR) ini, untuk memperkuat data terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
"Kami meminta perkuatan AMDAL dari sisi yang lengkap. Soalnya tadiyang dijelaskan hanya tentang AMDAL pembangunan fisik. Tapi AMDAL yang terkait dengan persoalan lalu lintas, AMDAL terkait dengan persoalan sosial, AMDAL terkait dengan persoalan lingkungan, itu rupanya belum dijelaskan secara detail," ujarnya kepada awak media, Rabu (6/11/2026).
Baca Juga: Terpengaruh Alkohol, Pengemudi Mercy di Jalan Kenjeran Surabaya Tabrak 3 Mobil dan Satu Meninggal
Charul melanjutkan, terkait dengan AMDAL itulah yang kemudian akhirnya diskusi dalam pertemuan tersebut berjalan secara serius.
Pihaknya mengakui memang ada komitmen-komitmen yang dibangun oleh pihak RS Siloam. Pihaknya juga akan mematuhi dan memenuhi apa-apa yang menjadi keinginan masyarakat. "Dan kita akan kawal bersama-sama komitmen itu bisa berjalan dengan baik," tegasnya.
Terkait dengan Masjid As Sakiinah, Chairul menjelaskan kalau dampak kepada masjid sejauh ini dan juga dari analisanya, lebih banyak kepada konteks dampak sosial dan dampak lalu lintas.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
"Jadi,menyangkut tentang bagaimana kebisingan pembangunan, kemudian itu akan berimbas kepada konteks peribadatan yakni kekhusyukan para jamaah dalam beribadah sholat atau mengaji, dan sebagainya," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pihak RS Siloam ada komitmen akan membuat semacam peraturan. Yakni ketika waktu-waktu peribadatan berlangsung, maka pihak RS Siloam akan mengistirahatkan para pekerjanya sementara dalam pembangunannya.
"Nah, itu juga akan kita coba kawal. Yang kedua, terkait dengan persoalan bagaimana dia (RS Siloam MERR) harus mengatur arus lalu lintas dari dampak pembangunan itu, dia (RS Siloam MERR) juga berjanji akan memberikan sebuah solusi sehingga dampak-dampak tersebut akan terminimalisir," imbuhnya.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
(Suasana pertemuan perdana pihak RS Siloam MERR dengan pengurus Yayasan Masjid)
Chairul menegaskan bahwa pihaknya hingga saat ini dalam tahap mengkaji AMDAL terlebih dahulu. Pihaknya bersama perwakilan warga dari masing-masing kelurahan sudah ada kesepakatan untuk mengawal terkait dengan penyusunan AMDAL pembangunan RS Siloam MERR.
Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025
Lurah Klampis Ngasem, Muhammad Fajar Fanani menuturkan bahwa dalam pertemuan perdana tersebut, semuanya sudah menyampaikan aspirasinya. Pihaknya berharap semua bisa ditintaklanjuti. Ia juga tidak bisa memastikan terkait kapan mulai dibangun RS Siloam MERR tersebut.
"Tadi perwakilan dari warga Kelurahan Keputih dan Kelurahan Gebang Putih, serta Kelurahan Klampis Ngasem semuanya sudah menyampaikan aspirasinya, saran, dan masukannya. Semoga bisa ditindaklanjuti oleh pemrakarsa pembangunan RS Siloam MERR," pungkasnya.
Diketahui, pertemuam perdana terkait rencana pembangunan RS Siloam MERR yang digelar di Pendopo Kantor Kelurahan Klamis Ngasem tersebut juga mengundang warga terdampak lainnya. Mereka yakin dari warga Kelurahan Keputih, warga dari Kelurahan Gebang Putih, serta warga Kelurahan Klampis Ngasem sendiri. (ari/van)
Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News