PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Pemkab Pamekasan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) menggelar launching produk program Matching Fund 2024, Sabtu (30/11/2024).
Launching program yang diiniasi DKPP bersama LPPM Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini mengambil tema "Peningkatan Efisiensi Ekonomi Sistem Produksi Sapi Madura Berbasis Manajemen Pakan dan Diusapi (Direktori Usaha Sapi)" untuk Mendukung Program Nasional Swasembada Daging Sapi".
Baca Juga: 100 Mahasiswa Prodi Hukum Bisnis Syariah FKis UTM Ikuti Pendidikan dan Pelatihan Paralegal
Adapun produk yang dilaunching dalam program kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah ini merupakan inovasi dalam menyelesaikan permasalahan usaha peternakan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
"Ada 3 produk yang dihasilkan dari sosialisasi dan pembinaan ini, yaitu pakan complete feed pelet, pupuk organik, dan kebun bibit hijauan pakan ternak," ungkap Kepala Bidang Produksi Peternakan DKPP Pamekasan, Indah Kurnia Sulistiorini.
Indah mengungkapkan program Matching Fund 2024 bertujuan meningkatkan peran petani ternak dalam meningkatkan produksi dan ekonomi usaha peternakan sapi di Kabupaten Pamekasan.
Baca Juga: Peringati Hari Jadi ke-494, Pemkab Pamekasan Gelar Sepeda Santai
"Alhamdulillah, peternak milenial yang mengikuti program ini diberikan bimbingan dalam manajemen pakan dan pengolahan limbah kotoran ternak, sehingga dapat meningkatkan usaha mereka," ucapnya.
Ia berharap program pemberdayaan masyarakat ini berkelanjutan menuju, sehingga peternak bisa lebih mandiri.
"Jadi, usaha peternakan ini tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga memunculkan mindset bisnis korporasi," katanya.
Baca Juga: Meriahkan Harjad ke-494, Pemkab Pamekasan Gelar Pesta Batik dan Luncurkan Paket Wisata
Menurut Indah, peternak binaan yang telah mengikuti program ini telah mampu mengembangkan usahanya. Tidak hanya produktivitas ternak, tetapi pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai bisnis baru, yaitu pupuk organik.
"Hal ini juga sebagai trigger bagi peternak milenial yang lain, bahwa usaha peternakan ini sangat menjanjikan kalau dilakukan secara serius dan harus sinergis terhadap pihak lain dengan berkonsep kolaborasi dan korporasi," katanya.
"Pemanfaatan teknologi dan informasi juga menjadi bagian penting untuk mendukung usaha berorientasi bisnis. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan, khususnya daging sapi," pungkasnya.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pj Bupati Pamekasan Buka Bazar UMKM
Sementara itu, Ketua Peneliti LPPM UTM, Andrie Kisroh Sunyigono, menyampaikan hasil dari program Matching Fund 2024 ini yaitu perubahan mindset peternak binaan.
"Dalam kegiatan ini, ada 2 kelompok ternak yang kami bina selama 6 bulan, yaitu di Batumarmar dan Waru. Kami menggunakan transteoritikal model untuk mengetahui progres peternak yang mengikuti pembinaan dari kami," katanya.
Dalam kegiatan ini, lanjut Andrie, para peternak diberi pembinaan pembuatan pakan pelet hingga pengolahan kotoran ternak menjadi kompos.
Baca Juga: Upacara Harjad ke-494 Kabupaten Pamekasan Hadirkan Ratusan Penari Topeng Getak dan Ronggeng
Hasilnya, ungkap dia, mindset peternak yang dulunya menggunakan budi daya turun-temurun, kini mulai beradaptasi terhadap teknologi dan budi daya modern. Bahkan, peternak dapat memproduksi pakan pelet dan pupuk organik, kemudian melakukan pengemasan produk.
"Kami mencoba untuk mengubah mindset peternak, bagaimana teknis budi daya peternakan yang baik. Kami juga sosialisasi dan pembinaan manajemen pakan, sistem informasi untuk pakan, dan hilirasi sapi Madura," jelas Andrie.
"Hasilnya, peternak mengalami perubahan mindset, baik dari manajemen pakan hingga pengembangan sistem informasi telah diterapkan," tukasnya. (dim/rev)
Baca Juga: Optimalisasi dan Tantangan Literasi Menulis bagi Mahasiswa !!!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News