BANGSAONLINE.com - Komitmen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam mendorong komersialisasi hasil-hasil risetnya kian serius. Hal tersebut ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) di Gedung Rektorat ITS, Selasa (3/12).
Prof (R) Ir. Didiek Hadjar Goenadi, MSc, PhD, INV, selaku Ketua Umum AII menyampaikan perannya sebagai jembatan yang menghubungkan antara pusat riset dan pengembangan dengan industri. ITS sebagai perguruan tinggi telah menghasilkan berbagai riset dan teknologi yang dapat dikomersialisasikan ke industri ataupun investor. “Kami di sini membantu untuk melakukan valuasi mana teknologi yang memiliki nilai komersial,” ungkap Didiek.
Baca Juga: Dukung Kemajuan Mitigasi Bencana, ITS Gelar Simposium Internasional
Didiek menyampaikan, dalam praktiknya AII akan melakukan seleksi dari berbagai hasil riset dan invensi yang dimiliki oleh ITS. Dalam seleksinya, salah satu yang perlu diperhatikan adalah Tingkat Kesiapterapan Teknologi dari sebuah riset ataupun invensi yang harus lebih tinggi dari standar yang dimiliki AII. “Jadi jangan lihat aspek manfaat saja, tetapi aspek penerapan di industri juga perlu diperhatikan,” ujar Ketua Umum AII tersebut.
Tak hanya itu, AII sebagai inventor turut membantu proses administrasi hukum serta mempromosikan hasil riset yang akan dikomersialkan kepada berbagai industri yang sesuai dengan sektornya. “Kita bantu untuk mencari mitra industrinya dan kita kawal proses-proses legalnya sampai terjadi kesepakatan komersial,” terangnya.
Sementara itu, Fadlilatul Taufany, ST, PhD, selaku Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS mengungkap, ITS akan berkomitmen untuk menjaga hasil riset dalam memenuhi standar-standar yang dimiliki AII.
Baca Juga: Rawan Terjadi Angin Puting Beliung, Pakar ITS Serukan Kesiapan Mitigasi Bencana
Dengan komitmen tersebut, kedua belah pihak yang menjalin kerja sama ini dapat saling menguntungkan dalam mengomersialisasikan berbagai hasil riset yang dimiliki ITS.
Dosen Departemen Teknik Kimia ITS itu juga memperkenalkan hasil-hasil riset dan inovasi ciptaan sivitas akademika ITS dari berbagai sektor industri. Salah satunya adalah proyek Grand Riset Sawit yang baru saja diberikan pendanaan sebesar Rp 10 miliar. “Semoga dengan kerja sama ini dapat berpotensi untuk menghasilkan lisensi baru dari hasil riset para sivitas akademika ITS,” pungkasnya penuh harap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News