SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Majelis Istighotsah dan Pengajian Rutin At-Tibyan Ikapete (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) Surabaya menggelar grand launching sekaligus peringatan harlah (hari lahir) yang ke-7 bertempat di Auditorium UINSA Surabaya, Sabtu (21/12/2024).
Khadimul Majelis Istighotsah dan Pengajian Rutin At-Tibyan Ikapete, KH Fahmi Amrullah Hadziq, mengatakan bahwa kegiatan yang digelar tersebut merupakan acara rutin Ikapete Surabaya.
Baca Juga: Bedah Buku KHM. Hasyim Asy’ari, Khofifah Gaungkan Qanun Asasi NU Jelang Kongres XVIII Muslimat
"Jadi, ini sebenarnya acara rutinan Ikapete Surabaya yang saya isi setiap dua bulan sekali. Hanya kebetulan karena momennya bertepatan dengan 7 tahun lalu kita awali majelis rutinan ini tepat di bulan Desember 2017," kata kiai yang akrab disapa Gus Fahmi ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka Ikapete Cabang Surabaya menggelar grand launching majelis istighotsah dan pengajian rutin sedikit lebih meriah dari sebelumnya, dengan mengundang sejumlah cabang Ikapete lainnya.
"Jadi, ada lebih dari 23 cabang Ikapete dan 2 PW (pengurus wilayah) di Jawa-Sumatra yang menjadi jaringan majelis rutinan (istighotsah) yang dilaunching tadi. Karena ini sifatnya rutinan, maka yang hadir seputar Jawa dan Sumatra saja. Tapi tadi ada juga dari Batam," lanjutnya.
Baca Juga: Dihadiri Gus Fahmi, Paslon Mubarok Targetkan Menang Mutlak di Trowulan
Gus Fahmi menjelaskan bahwa Majelis Istighotsah Ikapete merupakan bagian dari kegiatan rutin setiap cabang Ikapete yang ada di Indonesia.
Sedangkan istighotsah yang dipakai adalah istigasah Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari (Mbah Hasyim). Kemudian, Kitab At-Tibyan yang dibaca saat istighotsah merupakan salah satu karya dari KH Hasyim Asy'ari.
"Jadi, memang alumni-alumni Pesantren Tebuireng ini kita ajak untuk melestarikan tinggalan-tinggalan Hadratussyaikh (KH Hasyim Asy'ari) berupa istighotsah dan kitab. Kitabnya kan banyak, tapi yang kita pilih di awal ini At-Tibyan. Nanti, kalau sudah khatam baru kita ganti kitab yang lain karangan Hadratussyaikh juga," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng Jombang ini.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Ia mengungkapkan bahwa sejak 7 tahun lalu sampai sekarang majelis istighotsah dan pengajian masih belum mengkhatamkan Kitab At-Tibyan.
"Karena terpotong masa pandemi Covid juga, jadi sudah hampir tiga tahun majelis mengalami kevakuman," tuturnya.
Gus Fahmi berpesan kepada semua anggota Ikapete yang ada di seluruh penjuru Indonesia untuk selalu mengaendakan kegiatan berkumpul atau bersilaturahim.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
"Kalau tidak ada uzur sebaiknya kumpul-kumpul alumni seperti ini ditradisikan. Karena saya selalu menyampaikan, kumpul saja itu sudah ada barokahnya. Ngopi dan makan bersama juga ada barokahnya. Apalagi ditambah dzikir sama ngaji," pungkas cucu Pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari ini.
Ketua Panitia Harlah Majelis Istighotsah, Muhammad Hariyanto, menambahkan bahwa diberikannya nama pengajian At-Tibyan tersebut berawal dari pembacaan Kitab At-Tibyan yang belum rampung sejak 7 tahun lalu.
Hingga akhirnya, majelis istighotsah dan pengajian rutin dinamakan dengan At-Tibyan.
Baca Juga: Gus Fahmi Bantah Ada Pertarungan Politik Kiai dalam Pilkada Mojokerto 2024
"Jadi, At-Tibyan sendiri ini kan intinya mengeratkan silaturahim. Nah, Gus Fahmi sebagai khadimul majelis, sebagai pengasuh pengajian ini, ingin merekatkan semua alumni. Ketika bersinergi, pasti ada sesuatu yang bernilai. Harapannya seperti itu," tandasnya.
Turut hadir, KH Musta'in Syafi'ie, Ust. Dr. Saad Ibrahim, Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, KH Jazuli Nur, serta CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com M Mas’ud Adnan. (ari/rev)
Baca Juga: Gus Fahmi, Putra Kiai Chusaini Ilyas: Abah Saya Jangan Ditabrakkan dengan Kiai Asep
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News