Ide Kontroversial Utusan Trump, Dua Juta Warga Ghaza Mau Dipindah ke Indonesia

Ide Kontroversial Utusan Trump, Dua Juta Warga Ghaza Mau Dipindah ke Indonesia Siuasi Ghaza yang hnacur akibat perang. Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Jabalia, rumah sakit Indonesia, di Jalur Gaza utara (18/11/2023). ANTARA/REUTERS/Fadi Alwhidi/aa.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Steve Witkoff, Utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, menyebut Indonesia terkait Gaza. Menurut seorang pejabat transisi yang mengetahui langsung tentang proses gencatan senjata seperti dilansir dari NBC, Witkoff sedang mempertimbangkan melakukan kunjungan ke Jalur Gaza dalam payanya untuk menjaga kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas tetap berlangsung.

Mengutip sumber NBC, Tempo.co melansir bahwa Steve Witkoff mengatakan membawa nama Indonesia untuk merelokasi warga Gaza sebanyak 2 juta orang. Mereka akan dipindahkan sementara selama pembangunan kembali wilayah Gaza.

Baca Juga: Bersama Gapura dan Owner Bawang Mas Group, Ribuan Masyarakat di Pamekasan Doakan Palestina

"Pertanyaan tentang bagaimana membangun kembali Gaza masih belum terjawab, selain ke mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi sementara ini. Indonesia, misalnya, adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas untuk beberapa dari mereka," kata pejabat transisi tersebut yang dikutip dari NBC.

Witkoff berencana ke Timur Tengah selama beberapa minggu untuk memecahkan masalah gejolak di lapangan. Ia yakin gejolak di lapangan itu bisa membatalkan kesepakatan dan menghentikan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas setiap saat.

Masih menurut NBC, pada saat yang sama, Witkoff berupaya mencapai stabilitas jangka panjang bagi warga Israel dan 2 juta warga Palestina yang mengungsi. Kesepakatan gencatan senjata melalui tiga fase.

Baca Juga: Setahun Tragedi Genosida, API Palestina Jatim Bakal Gelar Aksi di Surabaya dan Malang

Tahap pertama, yang dimulai pada hari Minggu, akan berlangsung sekitar enam minggu dan melibatkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas dan warga Palestina yang ditahan oleh Israel. Tahap kedua akan dinegosiasikan selama tahap pertama dan diharapkan akan menghasilkan pembebasan sandera tambahan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Sasaran dari tahap terakhir, yang juga masih perlu dinegosiasikan, adalah untuk mengakhiri perang dan mulai membangun kembali Gaza.

Untuk saat ini, kekhawatiran utama utusan Trump adalah tingginya angka kejahatan yang dipicu oleh interaksi sehari-hari antara warga Israel dan Palestina di Gaza dan sekitarnya, bahkan dengan adanya perjanjian gencatan senjata. "Ingat, ada banyak orang, radikal, fanatik, bukan hanya dari pihak Hamas, dari sayap kanan pihak Israel, yang benar-benar terdorong untuk meledakkan seluruh kesepakatan ini," kata pejabat transisi tersebut.

Mengunjungi Gaza akan memungkinkan Witkoff untuk melihat sendiri dinamika yang ada di sana. Ia ingin melihat langsung dibandingkan mempercayai perkataan Israel atau Palestina.

Baca Juga: Hari Perdamaian Internasional, Khofifah Ajak Semua Pihak Terus Serukan Perdamaian di Palestina

Belum jelas, apakah warga Gaza bersedia pindah atau tidak. Gagasan relokasi sangat kontroversial di kalangan warga Palestina dan sesama warga Arab. Banyak yang percaya bahwa relokasi akan menjadi langkah pertama bagi Israel untuk memaksa mereka meninggalkan tanah mereka.

Lalu bagaiman tanggapan pemerintah Indonesia?  

Dilansir CNBC, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi isu terkait rencana Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin merelokasi warga Gaza beberapa negara, salah satunya Indonesia.

Baca Juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Pelakunya Diduga Agen Israel

"Pemerintah RI tidak pernah mendapatkan informasi apapun mengenai hal ini," demikian pernyataan juru bicara Kemlu, Rolliansyah Soemirat, pada Senin (20/1/2025).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO