BPS Sebut Jatim Penghasil Beras Tertinggi Sejak 2020-2024, Khofifah: Berkat Semangat Insan Pertanian

BPS Sebut Jatim Penghasil Beras Tertinggi Sejak 2020-2024, Khofifah: Berkat Semangat Insan Pertanian Khofifah Indar Parawansa saat memberikan apresiasi kepada petani di Jatim. Foto: Ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur menjadi provinsi penghasil beras tertinggi sejak tahun 2020-2024, dengan total produksi mencapai 5,4 juta ton di tahun 2024. Angka tersebut menjadikan Jatim menempati posisi pertama sebagai daerah dengan produksi beras tertinggi di Indonesia.

Diketahui, total produksi beras di Indonesia mencapai 30,6 juta ton. Selain Jatim, dua provinsi lain yakni Jawa Tengah dan Jawa Barat juga menjadi sentra produksi beras di Indonesia, dengan total produksi 5,1 juta ton dari Jateng dan 5 juta ton dari Jabar.

Ketiga provinsi ini berkontribusi lebih dari 50,4% dari total produksi beras nasional yang mencapai 30,6 juta ton pada tahun 2024.

Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan keberhasilan ini tidak lepas dari semangat besar insan pertanian dalam meningkatkan produktivitas padi.

“Alhamdulillah Jawa Timur konsisten menjadi provinsi penghasil beras tertinggi secara nasional lima tahun berturut-turut. Tahun 2020 Jatim memproduksi beras sebesar 5,74 juta ton, tahun 2021 sebesar 5,65 juta ton, tahun 2022 sebesar 5,5 juta ton dan tahun 2023 sebesar 5,61 juta ton,” tegas Khofifah, Sabtu (8/2/2025).

“Capaian ini tak lepas dari semangat para petani dan seluruh insan pertanian Jatim dalam mendorong produktivitas padi,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, capaian ini juga sejalan dengan semangat swasembada beras yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Bahkan mulai tahun ini akan dimulai untuk menghentikan impor beras.

“Insyaallah Jatim siap untuk mendukung semangat dan upaya untuk swasembada pangan nasional terutama beras. Sejauh ini Jatim surplus untuk beras. Dan kalau melihat data di tahun 2024, ada 12 provinsi di Indonesia yang surplus beras atau produksinya lebih tinggi dibanding kebutuhan konsumsinya. Termasuk Jawa Timur,” tegasnya.

Lebih lanjut, Khofifah menyebutkan besarnya produktivitas beras didukung oleh banyak upaya. Mulai dari penggunaan teknologi pertanian, seperti transplanter, traktor moderen dan combine harvester yang mampu mengurangi kehilangan saat pengolahan gabah, juga didukung dengan optimalisasi sistem irigasi serta inovasi sistem pertanian yang banyak dikembangkan di Jatim.

Guna mendukung program Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menargetkan panen 2025 mencapai 32 juta ton untuk mewujudkan Indonesia bebas impor beras, pihaknya menyatakan Jatim siap untuk memberikan dukungan terbaik.

“Luas penanaman padi di Jawa Timur diproyeksikan meningkat menjadi 193.419 hektare pada Maret 2025. Bersama seluruh insan pertanian Jatim kami optimis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga beras di Indonesia,” tegas Khofifah.

Dalam periode kedua kepemerintahan sebagai Gubernur Jatim mendatang, Khofifah siap untuk mewujudkan program yang mendukung ketahanan pangan. Dengan program Jatim Agro, sebagai salah satu janji kampanye, pihaknya memiliki program Youth Agrifuture-Hub yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dengan memfasilitasi dan mendorong petani muda dengan melibatkan Gen Z dan Milenial. Selain itu juga terdapat program Jatim Agro-Hub atau Lumbung Pangan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup. (dev/msn)